Skip to main content

Camping di Situgunung (part 2)

  

Besoknya, untuk menghindari keramaian, maka pagi pagi sekali setelah sarapan kami langsung ke suspension bridge alias jembatan gantung yang merupakan salah satu alasan mengapa kami memilih camping di sini. Dari tenda, kami harus jalan kaki beberapa menit dulu sebelum tiba di pintu masuk suspension bridgenya. Treknya lumayan naik turun. Makanya harus sarapan ringan dulu sebelum berangkat karena jalannya cukup menguras tenaga. 

Akhirnya tiba juga di loket masuknya. Karena kami sudah membeli paketan dari Mas Yandi, jadi tiket sudah dibelikan oleh beliau. 



Jalan kaki sedikit lagi, sampailah kita di pintu masuknya. Kita diberikan welcome drink berupa teh atau kopi dan snack berupa rebusan pisang dan ubi. Lumayan untuk memulihkan tenaga karena setelah menyeberangi jembatan, kita harus jalan lagi menuju curug Sawer. 


duduk dulu menikmati welcome drink 


Kelar menikmati welcome drink, lanjut menuju jembatan. 

Sebelum menyeberangi jembatan, kita dipakaikan harness untuk digunakan dalam kondisi darurat. Misalnya saat ada angin kencang.

Pengalaman melewati jembatan ini sungguh luar biasa. Pemandangannya spektakuler, sensasinya cukup menegangkan. Untunglah kami berhasil sampai ke seberang walau jantung sudah ngga karu-karuan. 


indah bangettt masya Allah 


Jembatan ini diresmikan tahun 2019 jadi masih tergolong baru. Panjangnya sekitar 250 meter dan merupakan suspension bridge terpanjang di Asia Tenggara




si Mas berani banget lihat ke bawah, emaknya sih takut 

yeay berhasil nyebraang


Kelar menyeberang, kami lanjut jalan kaki lagi ke Curug Sawer. 

Di tengah jalan menuju Curug Sawer, kami melihat area glamping dan berfoto foto sebentar di sana. Lucu juga tempat glampingnya. Kapan kapan boleh juga nih diagendakan.



Akhirnya tiba juga di area Curug Sawer. Banyak pedagang makanan dan suvenir di sana. Juga ada abang abang ojek yang menawarkan jasanya untuk yang tak kuat jalan pulang ke atas. 


Curug Sawer cukup tinggi dan deras sekali. Pengunjung dilarang mandi di sekitar curug karena berbahaya. Jadi cukup memandang dari pinggirnya saja. 


Kami lalu main di aliran sungainya saja. Airnya dingiiin bukan main. Tapi kalau sudah di dalam air sih sudah ngga terlalu. Akhirnya kerinduan akan air gunung sejuk segar pun terlampiaskan sudah. Alhamdulillah. 

Puas main air, kamipun balik ke tenda karena hari sudah semakin siang. Oh iya, toilet dan tempat ganti baju di sini cukup oke loh. Bersih dengan air mengalir deras. Nyaman banget deh. 

 Jalan pulang ke tenda ternyata tak sama dengan jalan pergi tadi. Jalannya agak memutar dan menyeberangi jembatan gantung yang berbeda. Jembatan yang ini lebih pendek tapi tetep bikin deg degan. 





Kami lalu singgah dulu di cafenya, melepas lelah sambil nyobain spot foto yang cukup seru. 




Dari cafe ini kita juga bisa menyaksikan jembatan gantung dari kejauhan. Ternyata serem juga kalau dilihat dari jauh yaa. 


Temen temen yang pingin ke sini sebaiknya sudah di lokasi jam 6.30 pagi. Karena kalau lebih siang pengunjung sudah ramai sekali. Atau nanti2 aja saat pandemi sudah reda yaa.

Part 1 bisa disimak di sini yaa. 

Comments

Popular posts from this blog

Liburan Keluarga di Ciater Camping Park ( Part 1)

Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga liburan bareng sepupu2. Udah lamaa direncanakan, tapi tau sendiri deeh gimana susahnya ngatur skejul. Jangankan liburan yang nginep, mau ketemuan aja jarang2 bisanya, padahal cuma 3 keluarga loh inii. Duh duuuh nasib orang Jakarta yaa.. Setelah silaturahim pas lebaran kemarin,  kamipun sepakat untuk merencanakan lagi liburannya dengan serius. Lalu kami membuat WA grup dan diskusi dilanjutkan di sana. Awalnya kami merencanakan liburan ke Teluk Kiluan di Lampung, pas lihat peta loh kok jauh. Trus ganti tujuan ke Ujung Kulon, eh masih berasa jauh juga. Ganti lagi ke Anyer, ah kayaknya kurang sreg. Pindah tujuan ke Garut, tapi kok ngga nemu tempat nginep yang sesuai kemauan kita.  Akhirnya setelah browsing2 lagi, ketemulah si Ciater Camping Park ini di blognya tesyaskinderen dan aku langsung jatuh hati.  Langsung deh aku lempar ke grup dan direspon baik oleh yang lain. Sebelum berubah pikiran lagi, cusss ketok palu deh.. Bismillah, kita campi

My Umroh Journey (Part 3)

Day 3, Pemaknaan Kota Mekkah-Berkunjung ke Peternakan Unta-Ambil Miqot di Hudaibiyah-Umroh yang kedua. Hari selanjutnya, kami dijadwalkan mengikuti pemaknaan kota Mekkah di suatu gedung pertemuan, kemudian mengunjungi peternakan unta dan mencicipi susu unta segar, serta mengambil miqot di mesjid Hudaibiyah yang tak jauh dari peternakan unta dan kemudian langsung menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umroh yang kedua. Menurut perkiraan, hari ini seharusnya adalah tanggal 1 Ramadhan. Namun ternyata semalam setelah menunggu2 pengumuman dari pemerintah Arab Saudi, 1 Ramadhan ternyata jatuh pada besok harinya. Padahal semalam setelah makan malam kita langsung ngacir ke mesjid bersiap2 hendak sholat taraweh. Pagi2 setelah sarapan, kami lalu berkumpul di lobby kemudian berangkat naik bus ke gedung pertemuan. berkumpul di lobby  Itulah pertama kali aku menyaksikan suasana kota Mekkah pada siang hari di luar area hotel dan Masjidil Haram. Disana sini masih banyak re

My Umroh Journey (Part 1)

Bismillahirrahmanirrahim.. Wah akhirnya ada kesempatan juga buat nulis pengalaman umroh kemarin. Sebenernya gak sibuk2 amat sih, cuma entah kenapa tiap akan mulai menulis, rasanya susaaaah banget menemukan kalimat2 yang sesuai. Segudang ide tulisan udah rebutan pingin keluar dari otak, tapi tiap mau mulai selalu ada perasaan takut..cemas.. Takut kalau2 cerita yang ingin disampaikan malah terkesan pamer dan riya. Cemas jika kalimat2 yang aku tulis ada yang malah menyinggung atau membuat yang membaca menjadi tak berkenan..  kalau sudah begitu, maka mood menulis buyar sudah.. suatu saat pas mood udah baik lagi dan mulai semangat nulis..eeeh krucils ku yang malah gak bisa diajak kompromi..  Hehe.. Alhamdulillah akhirnya sekarang ada waktu luang dan mood sedang bagus.. Oh iya pertama2 saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar2nya jika kalimat2 dalam cerita saya ini ada yang tidak berkenan di hati teman2. Sungguh saya tidak bermaksud apa2 selain ingin berbagi cerita d