Wah akhirnya ada kesempatan juga buat nulis
pengalaman umroh kemarin. Sebenernya gak sibuk2 amat sih, cuma entah kenapa
tiap akan mulai menulis, rasanya susaaaah banget menemukan kalimat2 yang
sesuai. Segudang ide tulisan udah rebutan pingin keluar dari otak, tapi tiap
mau mulai selalu ada perasaan takut..cemas.. Takut kalau2 cerita yang ingin
disampaikan malah terkesan pamer dan riya. Cemas jika kalimat2 yang aku tulis
ada yang malah menyinggung atau membuat yang membaca menjadi tak
berkenan.. kalau sudah begitu, maka mood
menulis buyar sudah.. suatu saat pas mood udah baik lagi dan mulai semangat
nulis..eeeh krucils ku yang malah gak bisa diajak kompromi.. Hehe.. Alhamdulillah akhirnya sekarang ada
waktu luang dan mood sedang bagus..
Oh iya pertama2 saya ingin menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar2nya jika kalimat2 dalam cerita saya ini ada yang
tidak berkenan di hati teman2. Sungguh saya tidak bermaksud apa2 selain ingin berbagi
cerita dan pengalaman saja. Seperti halnya cerita2 lain di blog ini, yang
berisi pengalaman liburan dan resep2 masakan, di cerita kali ini saya juga
hanya ingin berbagi. Dengan harapan semoga bisa diambil manfaatnya oleh teman2
yang membaca. Karena saya pribadi juga sering sekali merasa terbantu oleh
informasi2 yang saya temukan di blog2 orang lain. Mudah2an cerita saya ini juga
dapat memberi manfaat untuk teman2 yang membacanya.. Aamiin ya robbal
‘alamiin..
Baiklah, kita mulai yaa.. ^_^
Anugrah tak terduga
Suatu sore, suamiku mengabarkan bahwa beliau
akan diajak umroh oleh ayah mertuaku di awal bulan Ramadhan ini. Wah tentu saja
ini kabar yang menyenangkan sekali. Selain bahagia bisa beribadah umroh di
bulan nan suci, suamiku juga merasa bahagia karena akan memiliki quality time
dengan ayahnya. Maklumlah selama ini ayah mertuaku tinggal di luar kota dan
beliau punya kesibukan yang luar biasa padat, sehingga jarang sekali kami bisa
bertemu dengan beliau. Melalui kesempatan umroh bersama ini, pastinya akan
menjadi moment yang berharga sekali bagi beliau berdua.
Suamiku lalu mencari2 travel yang jadwal
keberangkatan umrohnya pas dengan jatah cutinya di kantor. Setelah cari sana
sini, akhirnya Alhamdulillah pilihannya jatuh pada ESQ Tours and Travel. Sebelumnya,
aku mendapatkan informasi tentang travel ESQ ini dari Tari, teman SMA ku yang
baru saja kembali dari ibadah umroh. Tari sangat merekomendasikan travel ini,
katanya servicenya baik sekali. Kita yang baru tahu kalau ternyata ESQ
mempunyai travel agent, langsung tertarik. Dan untungnya jadwal
keberangkatannya match dengan jatah cutinya suami.. akhirnya suami memutuskan
untuk memakai jasa ESQ tours and travel. Terima kasih atas rekomendasiannya ya
Tari…
Lalu sekitar 1,5 bulan sebelum tanggal berangkat,
suamiku berkata bahwa Ayah mertuaku ingin mengajak satu orang lagi untuk
berangkat umroh. Sambil bercanda, aku tunjuk tangan dan bilang ke suami, “Mama
aja Pa yang ikut umroh”, kataku sambil cengengesan. Hehe, soalnya aku sadar
betul kalau saat ini aku masih belum mungkin untuk pergi umroh karena gak bisa
meninggalkan anak2 untuk waktu yang begitu lama. Makanya aku nyeletuknya sambil
bercanda, tanpa ngarep sama sekali.
Gak disangka, adikku langsung menyahut begitu
mendengar percakapan kami itu. “Ya sudah kak, sana berangkat aja.. anak2 biar
aku yang jagain..kan ada bu Tuti juga yang bisa bantu2”, gitu katanya. Setelah
adikku ngomong gitu, aku masih belum yakin dia sungguh2.. dan masih belum tega
juga meninggalkan anak2 selama 9 hari. Tapi lagi2 adikku meyakinkanku untuk
berangkat saja. Serahkan semua yang ditinggalkan pada Allah. Kesempatan yang
sangat berharga ini sayang banget kalau dilewatkan. Aku yang tadinya gak berharap sama sekali bisa
pergi, berubah menjadi sangat bersemangat dan amat sangat berharap untuk bisa
berangkat. Suamiku juga gak keberatan kalau anak2 ditinggal dengan tantenya.
Dan setelah mengabarkan pada ayah mertua bahwa akulah yang akan ikut berangkat
dan disetujui oleh beliau, akhirnya akupun positif ikut berangkat umroh bersama
suami dan ayah mertuaku… Subhanallah..Alhamdulillah..Allahu akbar..
Aku mengatakan ini adalah anugrah. Sungguh
suatu keajaiban dari Allah untuk diriku. Bagaimana tidak, rezeki ini sungguh
datang tiba2. Tanpa ada rencana apa2, tanpa membayangkan sama sekali, tiba2…srettt
jebrettt.. namaku sudah ada di daftar calon jamaah umroh. Entah amalan apa yang sudah aku perbuat
sampai2 aku diganjar Allah dengan rezeki yang sangat nikmat ini, ataukah Allah
menganggap aku terlalu banyak dosa sehingga segera dipanggil ke rumahNYa untuk
bertobat? Entahlah aku tak tahu..aku hanya bisa mengucap syukur yang tak
putus2nya.. syukur Alhamdulillah ya Allah.. Terima kasih telah mengizinkanku
datang bertamu ke rumahMU dengan jalan yang secepat dan semudah ini..
Alhamdulillah..alhamdulillah..
Persiapan
Karena
belum punya pengalaman sama sekali dalam mempersiapkan kebutuhan selama
ibadah umroh, akupun jadi harus banyak bertanya dan mencari info dari mana
saja. Aku banyak bertanya ke adik ipar dan teman2 yang sudah pernah berangkat umroh.
Juga mencari info dari internet.
Kami berangkat di awal bulan Juli yang berarti
cuaca di Saudi sedang panas2nya. Denger2 kabar, katanya suhu bisa mencapai 50
derajat Celsius di siang hari, dan 30 derajat Celsius di malam hari. Agak ciut
juga nyali waktu denger kabar itu, ampuuun 50 derajat gimana panasnya ituu? Di
Jakarta aja yang paling panas cuma 34 derajat, kita udah sering ngeluh
kepanasan. Pernah juga ngerasain suhu
40’C di Perth, itu juga udah ruarrr biasaah hot..! Begimane yang 50 derajaat..?
Pas lagi mikir gitu, tiba2 aja jadi malu sendiri.. Astaghfirullahaladziim.. ya
Allah maafkan.. udah diberi banyak kemudahan begini, cuma karena cuaca panas
aja kok ya bisa2nya ngeluh.. Duh, malu
rasanya sama Allah.. Akhirnya bertekad dalam hati untuk tidak akan pernah lagi
mengeluh dalam kondisi apapun.
Karena disana cuacanya panas dan kering, maka
kita harus menyiapkan pelembab untuk kulit dan bibir supaya tidak kering. Kalau
tidak pakai pelembab, kulit dan bibir bisa pecah2 dan bahkan bibir bisa berdarah
loh. Jangan lupa juga membawa sunblock.
Alhamdulillah temenku Erly yang baik hati memberikan kami beberapa pelembab
kulit yang cocok untuk dipakai disana. Terima kasih banyak ya, Lyy.. ^^ Selain krim dari Erly, aku juga membeli
lipbalm, sunblock dan aloe vera cream produknya Greenmommy Shop. Alhamdulillah
setelah memakai krim2 itu, kulit dan bibirku aman2 saja selama disana.
Perlengkapan lain yang juga perlu untuk
disiapkan sehubungan dengan panasnya cuaca disana yaitu sunglasses, masker dan
payung. Sunglasses wajib bawa, membantu banget melindungi mata agar tidak silau
dan kemasukan debu. Ya, debu memang sedang banyak disana karena Masjidil Haram
sedang dalam renovasi besar2an. Karena itu masker juga jangan sampai
ketinggalan. Kalau payung, selama disana aku gak pernah pakai sih tapi bawa aja
untuk jaga2.
Untuk pakaian, pastinya kudu bawa pakaian yang
simpel2 aja. Yang syar’I dan nyaman. Alhamdulillah dipinjemin beberapa baju
gamis oleh adik ipar. Jilbab juga bawa yang bergo aja. Simpel gak harus dipenitiin
segala. Bergonya bawa yang panjang melewati dada. Jangan lupa bawa manset dan
celana panjang untuk daleman gamis, daaan…kaus kaki..!
Pokoknya pakaiannya yang sesimpel mungkin deh,
karena disana kita kan mau fokus ibadah. Kalau bawa yang ribet2 ntar malah
sibuk sendiri sama pakaian..malah gak konsen ibadah.. Trus warnanya usahakan yang kalem2 jangan
yang gonjreng2. Wanita2 arab selalu memakai pakaian berwarna hitam. Jadi usahakan warna dan corak yang kita kenakan jangan yang terlalu mencolok mata biar tak menjadi pusat perhatian..
Disana, cuma wanita2 melayu yang memakai
baju berwarna putih putih. Gak masalah sih, asal jangan yang menerawang yah
bajunya. Oh iya, sepatu atau sandal juga bawalah yang
seringan mungkin. Aku bawa 1 sepatu dan 1 sendal ringan. Sendal dipakai kalau
mau ke Masjidil haram dan Mesjid Nabawi. Kenapa sandal? Karena alas kaki bakal
kita lepas dan simpan di tas kita saat akan masuk ke mesjid jadi supaya gak
berat bawa2nya, pakailah sandal yang ringan2 aja. Selebihnya saat ziarah ke
tempat2 bersejarah, aku pakai sepatu.
Jangan lupa juga membawa obat2an dan vitamin.
Untuk jaga2 kalau2 disana kita gak fit. Konsumsi vitamin untuk menjaga daya
tahan dan stamina tubuh.
Selain menyiapkan perlengkapan untuk kebutuhan2
fisik, aku juga harus menyiapkan ‘mental’ dan ‘bathin’ ku. Untuk itu, aku lagi2
harus banyak bertanya terutama ke suami
yang sudah pernah umroh, tentang apa
saja kegiatan selama disana. Itinerary dari panitia umroh juga aku pelajari
betul. Jarak antara hotel dan mesjid yang menjadi pusat kegiatan sehari2 juga
harus kita ketahui sehingga kita bisa membayangkan tentang semua hal yang akan
kita jalani disana, sehingga kita juga jadi bisa menyiapkan ‘mental’ kita.
Itinerary yang berisi jadwal kegiatan dari hari ke hari, juga bisa kita gunakan
sebagai bayangan. Hari senin jam sekian kegiatannya ini dan itu, selesai
kegiatan jam sekian, makan jam sekian, istirahat jam sekian, dsb sehingga kita
jadi punya gambaran seberapa sibukkah kita nantinya. Kalau sudah begitu,
otomatis kita jadi bisa mempersiapkan diri. Kita jadi bisa lebih aware dan
siap. Penting sekali untuk first timer sepertiku..
Bagaimana dengan persiapan ‘bathin’? hihi,
jujur aku juga bingung mau ngapain untuk mempersiapkan bathin ini, secara
perginya juga bisa dibilang mendadak tanpa rencana jauh2 hari. Setelah banyak
bingung dan bingung, akhirnya aku memutuskan untuk mulai berbenah2 diri. Mulai
memantaskan diri untuk menjadi tamu Allah. Mulai baca buku2 agama terutama
tentang haji dan umroh. Pakaiannya juga mulai pake yang bener2 syar’i. Sabarnya
rada ditambah dikit. Lebih banyak bersyukur, doa minta ampun atas segala
kesalahan, sholat taubat dan lebih banyak ngelakuin hal2 yang bermanfaat. Karena
rasanya kalau kita berangkat dengan kadar amalan yang gitu2 aja kok ya kasian
banget gitu ya.. hihi entahlah mungkin cuma perasaanku saja..perasaan malu sama
Allah. Aku pinginnya tiba di tanah suci dalam keadaan yang lebih baik dari
sebelum2nya.
Selain itu, sebagai ibu dari 3 orang anak yang
akan ditinggal selama 8 hari, tentunya aku juga harus mempersiapkan mental
anak2ku. Bagi sebagian anak2 mungkin sudah biasa ditinggal mama papanya, tapi
kami sebelumnya tak pernah pergi begitu lama tanpa anak2. Sehingga pasti harus
ada hal2 yang mesti kita lakukan untuk mempersiapkan mental dan pemahaman anak2
ini supaya 8 hari itu bisa dilewati dengan sukses.
Alhamdulillah sebelumnya Anya sudah tahu
tentang ibadah umroh dari VCD anak2 yang ditontonnya. Adik2nya pun jadi
tertarik ikutan menonton. VCD itu sangat membantu kami dalam memberikan
gambaran ke anak2 tentang apa yang akan kami lakukan selama 8 hari itu. Mereka
jadi tahu tentang Ka’bah, Hajar Aswad, air zamzam, dll. Lalu kita ceritakan
kalau Mekkah itu jauh, naik pesawat selama 9 jam. Mama dan Papa perginya juga
lama. Berangkat hari Minggu, lalu senin selasa rabu kamis jumat sabtu
minggu sampai senin lagi..baru deh mama dan papa pulang. Dengan menjelaskan
secara detil tentang berapa lama kita akan pergi, diharapkan anak2 jadi tahu
dan siap akan ditinggal selama itu. Jadinya mereka tidak akan bertanya2 kapan
mama papa pulang, lalu rewel dan menangis.
Kami juga menceritakan tentang tujuan umroh
kepada mereka dengan kata2 sederhana yang bisa mereka mengerti. Dengan begitu,
mereka jadi bisa maklum dan paham kenapa mama papanya harus pergi selama itu
tanpa mereka. Tak lupa, kita juga perlu mengiming2i oleh oleh yang menarik
untuk mereka. Atau kita juga bisa tanya ke mereka, mau dibawakan apa nanti
sebagai hadiah karena sudah jadi anak yang baik selama ditinggal mama papa.
Ternyata anak2 cuma minta dibawain air zamzam. Kaget juga, kok cuma minta air
zamzam? Ternyata di VCD yang mereka tonton itu, ada adegan yang menceritakan
tentang air zamzam. Si anak di film itu tampak sedang minum air zamzam dengan
nikmat dan segarnya. Mungkin anak2 jadi ngiler dan pingin nyobain kali yaa..
hehehe…
Untungnya, kepergian kami ini bertepatan dengan
liburan sekolah anak2. Alhamdulillah, satu lagi kemudahan dari Allah. Kalau
libur kan si tante jadi gak harus repot menyiapkan macem2, gak harus anter
jemput sekolah dan jadi lebih santai. Bener2 pertolongan Allah ya.. ^^
Tante Inne juga aku briefing tentang macem2. Anak2
jangan dikasih snack sebelum makan nasi, jangan terlalu banyak makanan manis,
kalo main sepeda di luar harus diawasi, jangan ikutan bonceng naik motor, dll
dsb dkk… untungnya si tante juga udah banyak
mengerti karena sehari2nya juga ikut mengurusi anak2 ini. Jadinya aku juga bisa
tenang meninggalkan anak2 dengan tantenya. Adikku itu juga kerap berkata padaku
untuk tenang saja, serahkan semua sama Allah biar Allah yang menjaga semua yang
aku tinggalkan dirumah. Sipp lah, makin tenang dan mantap rasanya..
alhamdulillah.. Makasih ya dek.. ^^
Manasik
Sehari sebelum keberangkatan,
kami dijadwalkan untuk ikut manasik umroh. Dalam bayanganku, kegiatan manasik
itu berisi simulasi rukun2 umroh persis seperti manasik haji yang pernah aku
ikuti saat SMA dulu. Ternyata manasik kali ini beda, tak ada simulasi thawaf
dan sa’I seperti saat sekolah dulu. Tetapi aktivitasnya berupa pemberian
informasi2 dan muhasabah.
Bagiku yang baru akan
berangkat umroh untuk pertama kalinya, manasik ini sangat berguna sekali. Kita bisa mendapatkan semua informasi yang
sangat bermanfaat. Tentang aturan2 pemakaian kain ihram, aturan2 dalam rukun
umroh, adab selama di Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi, juga tentang ziarah2
yang akan kita lakukan disana.
Misalnya saat telah mengambil
miqot dan berihram, salah satu larangannya adalah memakai wangi2an. Ternyata
wangi2an disini bukan hanya memakai minyak wangi atau parfum. Tapi juga segala
sesuatu yang mempunyai aroma wangi. Seperti mandi pakai sabun, cuci tangan
pakai sabun, pakai hand sanitizer yang ada pewanginya, menyeka wajah dengan
tissue basah wangi, dll. Biasanya kan kita suka gak sadar melakukan hal itu
karena sudah terbiasa sehari2nya, nah dalam manasik ini ditekankan berulang2
untuk selalu aware akan hal tsb. Karena jika tidak, kita bisa kena dam atau
denda.
Itu salah satu informasi yang
bisa kita dapat dari manasik. Ada banyak lagi hal2 yang sepertinya sepele tapi
ternyata dampaknya fatal jika kita tidak memperhatikan. Makanya bersyukur
sekali ada manasik seperti ini.
Selain itu, pada manasik ini
kita juga diajak bermuhasabah dan merenung tentang apa sebenarnya tujuan kita
berangkat umroh saat itu. Apakah benar karena ingin mencapai ridho Allah semata
ataukah ada tujuan2 lain yang dengan sengaja atau tak sengaja terselip dalam
hati?
Pak Ustadz yang membimbing muhasabah tersebut memaparkan betapa
Allah sangat menyayangi kita dan atas izinNYA lah kita berkesempatan untuk
berangkat. Dari sekian ratus juta umat Islam di dunia ini, kitalah yang
dipilihNYA untuk menjadi tamuNYA. Bayangkan ada banyak sekali orang yang
mempunyai keluasan rezeki tapi masih belum tergerak hatinya untuk umroh, ada
banyak sekali orang yang ingin umroh tapi tak punya biaya. Banyak sekali orang
yang ingin umroh dan punya uang tapi tak bisa berangkat karena sakit, atau
karena waktunya yang sangat sibuk. Bayangkan betapa beruntungnya kita karena
telah diberikan hidayah, rezeki, kesehatan, dan kesempatan waktu.
Dan kebetulan juga pada saat akan berangkat
itu, pemerintah Saudi melakukan pengurangan kuota jemaah umroh secara tiba2
karena pembangunan Masjidil Haram belum selesai sehingga visa agak sulit untuk
didapat. Pengurangan kuota yang mencapai 50% itu membuat banyak travel
penyelenggara umroh risau karena sulitnya mendapatkan visa. Tapi syukur
alhamdulillah, berkat pertolongan Allah seluruh rombongan kami diluluskan
visanya sehingga bisa berangkat dengan tenang.
Maka, jika kuasa dan kasih
sayang Allah sudah sedemikian besarnya kepada kita, pantaskah kita mempunyai
tujuan2 lain dalam hati kita? Berangkat umroh karena prestise, karena disuruh
orangtua, karena ingin dipuji orang, dan karena karena lainnya yang sangat jauh
dari tujuan untuk mengharapkan ridho Allah. Dalam muhasabah itu kita diajak
merenung lebih dalam, menyadari betapa banyaknya nikmat Allah yang telah kita
dapatkan sementara betapa sedikitnya kita bersyukur.
Pak ustadz lalu mengajak
kita untuk bersama2 meluruskan niat. Berniatlah karena Allah semata, untuk
mendapatkan ridhoNYA agar perjalanan ibadah yang memerlukan biaya dan
pengorbanan waktu yang tidak sedikit ini tidak menjadi sia sia belaka. Agar
perjalanan umroh ini bisa menjadi berkah dalam sisa hidup kita, menjadi titik
balik kembalinya kita ke jalanNYa yang lurus, dan menjadi penghapus dosa dosa
di masa lalu. Aamiin aamiin ya robbal ‘alamiin..
Selama muhasabah itu, ruangan
dikondisikan sedemikan rupa sehingga terasa sangat syahdu. Lampu diredupkan,
dan suara pak Ustadz terdengar sangat menggugah hati. Tak terasa air mata
berjatuhan, kalimat istighfar mengalir deras, kepala menunduk dalam.
Astaghfirullahal’adziim..
My Umroh Journey (part 2)
alhamdulillah saya juga berkesempatan kesana baru-baru ini, indahnya tidak bisa dilukiskan kata-kata. sedikit saya juga coba tuangkan di blog tapi ternyata kepanjangan dan agak membosankan hehe :(
ReplyDeletehttp://biarbiur.blogspot.com/2015/01/sebuah-kisah-nyata-perjalanan-spiritual.html
cerita sangat menginspirasi sekali dan bermanfaat buat yang baru pertama kali umroh..terima kasih ya sudah berbagi
ReplyDelete