Skip to main content

My Umroh Journey (Part 1)



Bismillahirrahmanirrahim..

Wah akhirnya ada kesempatan juga buat nulis pengalaman umroh kemarin. Sebenernya gak sibuk2 amat sih, cuma entah kenapa tiap akan mulai menulis, rasanya susaaaah banget menemukan kalimat2 yang sesuai. Segudang ide tulisan udah rebutan pingin keluar dari otak, tapi tiap mau mulai selalu ada perasaan takut..cemas.. Takut kalau2 cerita yang ingin disampaikan malah terkesan pamer dan riya. Cemas jika kalimat2 yang aku tulis ada yang malah menyinggung atau membuat yang membaca menjadi tak berkenan..  kalau sudah begitu, maka mood menulis buyar sudah.. suatu saat pas mood udah baik lagi dan mulai semangat nulis..eeeh krucils ku yang malah gak bisa diajak kompromi..  Hehe.. Alhamdulillah akhirnya sekarang ada waktu luang dan mood sedang bagus..

Oh iya pertama2 saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar2nya jika kalimat2 dalam cerita saya ini ada yang tidak berkenan di hati teman2. Sungguh saya tidak bermaksud apa2 selain ingin berbagi cerita dan pengalaman saja. Seperti halnya cerita2 lain di blog ini, yang berisi pengalaman liburan dan resep2 masakan, di cerita kali ini saya juga hanya ingin berbagi. Dengan harapan semoga bisa diambil manfaatnya oleh teman2 yang membaca. Karena saya pribadi juga sering sekali merasa terbantu oleh informasi2 yang saya temukan di blog2 orang lain. Mudah2an cerita saya ini juga dapat memberi manfaat untuk teman2 yang membacanya.. Aamiin ya robbal ‘alamiin..
Baiklah, kita mulai yaa.. ^_^


Anugrah tak terduga
Suatu sore, suamiku mengabarkan bahwa beliau akan diajak umroh oleh ayah mertuaku di awal bulan Ramadhan ini. Wah tentu saja ini kabar yang menyenangkan sekali. Selain bahagia bisa beribadah umroh di bulan nan suci, suamiku juga merasa bahagia karena akan memiliki quality time dengan ayahnya. Maklumlah selama ini ayah mertuaku tinggal di luar kota dan beliau punya kesibukan yang luar biasa padat, sehingga jarang sekali kami bisa bertemu dengan beliau. Melalui kesempatan umroh bersama ini, pastinya akan menjadi moment yang berharga sekali bagi beliau berdua.

Suamiku lalu mencari2 travel yang jadwal keberangkatan umrohnya pas dengan jatah cutinya di kantor. Setelah cari sana sini, akhirnya Alhamdulillah pilihannya jatuh pada ESQ Tours and Travel. Sebelumnya, aku mendapatkan informasi tentang travel ESQ ini dari Tari, teman SMA ku yang baru saja kembali dari ibadah umroh. Tari sangat merekomendasikan travel ini, katanya servicenya baik sekali. Kita yang baru tahu kalau ternyata ESQ mempunyai travel agent, langsung tertarik. Dan untungnya jadwal keberangkatannya match dengan jatah cutinya suami.. akhirnya suami memutuskan untuk memakai jasa ESQ tours and travel. Terima kasih atas rekomendasiannya ya Tari…  

Lalu sekitar 1,5 bulan sebelum tanggal berangkat, suamiku berkata bahwa Ayah mertuaku ingin mengajak satu orang lagi untuk berangkat umroh. Sambil bercanda, aku tunjuk tangan dan bilang ke suami, “Mama aja Pa yang ikut umroh”, kataku sambil cengengesan. Hehe, soalnya aku sadar betul kalau saat ini aku masih belum mungkin untuk pergi umroh karena gak bisa meninggalkan anak2 untuk waktu yang begitu lama. Makanya aku nyeletuknya sambil bercanda, tanpa ngarep sama sekali.

Gak disangka, adikku langsung menyahut begitu mendengar percakapan kami itu. “Ya sudah kak, sana berangkat aja.. anak2 biar aku yang jagain..kan ada bu Tuti juga yang bisa bantu2”, gitu katanya. Setelah adikku ngomong gitu, aku masih belum yakin dia sungguh2.. dan masih belum tega juga meninggalkan anak2 selama 9 hari. Tapi lagi2 adikku meyakinkanku untuk berangkat saja. Serahkan semua yang ditinggalkan pada Allah. Kesempatan yang sangat berharga ini sayang banget kalau dilewatkan. Aku yang tadinya gak berharap sama sekali bisa pergi, berubah menjadi sangat bersemangat dan amat sangat berharap untuk bisa berangkat. Suamiku juga gak keberatan kalau anak2 ditinggal dengan tantenya. Dan setelah mengabarkan pada ayah mertua bahwa akulah yang akan ikut berangkat dan disetujui oleh beliau, akhirnya akupun positif ikut berangkat umroh bersama suami dan ayah mertuaku… Subhanallah..Alhamdulillah..Allahu akbar..

Aku mengatakan ini adalah anugrah. Sungguh suatu keajaiban dari Allah untuk diriku. Bagaimana tidak, rezeki ini sungguh datang tiba2. Tanpa ada rencana apa2, tanpa membayangkan sama sekali, tiba2…srettt jebrettt.. namaku sudah ada di daftar calon jamaah umroh.  Entah amalan apa yang sudah aku perbuat sampai2 aku diganjar Allah dengan rezeki yang sangat nikmat ini, ataukah Allah menganggap aku terlalu banyak dosa sehingga segera dipanggil ke rumahNYa untuk bertobat? Entahlah aku tak tahu..aku hanya bisa mengucap syukur yang tak putus2nya.. syukur Alhamdulillah ya Allah.. Terima kasih telah mengizinkanku datang bertamu ke rumahMU dengan jalan yang secepat dan semudah ini.. Alhamdulillah..alhamdulillah..


Persiapan
Karena  belum punya pengalaman sama sekali dalam mempersiapkan kebutuhan selama ibadah umroh, akupun jadi harus banyak bertanya dan mencari info dari mana saja. Aku banyak bertanya ke adik ipar dan teman2 yang sudah pernah berangkat umroh. Juga mencari info dari internet.

Kami berangkat di awal bulan Juli yang berarti cuaca di Saudi sedang panas2nya. Denger2 kabar, katanya suhu bisa mencapai 50 derajat Celsius di siang hari, dan 30 derajat Celsius di malam hari. Agak ciut juga nyali waktu denger kabar itu, ampuuun 50 derajat gimana panasnya ituu? Di Jakarta aja yang paling panas cuma 34 derajat, kita udah sering ngeluh kepanasan.  Pernah juga ngerasain suhu 40’C di Perth, itu juga udah ruarrr biasaah hot..! Begimane yang 50 derajaat..? Pas lagi mikir gitu, tiba2 aja jadi malu sendiri.. Astaghfirullahaladziim.. ya Allah maafkan.. udah diberi banyak kemudahan begini, cuma karena cuaca panas aja kok ya bisa2nya ngeluh..  Duh, malu rasanya sama Allah.. Akhirnya bertekad dalam hati untuk tidak akan pernah lagi mengeluh dalam kondisi apapun.

Karena disana cuacanya panas dan kering, maka kita harus menyiapkan pelembab untuk kulit dan bibir supaya tidak kering. Kalau tidak pakai pelembab, kulit dan bibir bisa pecah2 dan bahkan bibir bisa berdarah loh.  Jangan lupa juga membawa sunblock. Alhamdulillah temenku Erly yang baik hati memberikan kami beberapa pelembab kulit yang cocok untuk dipakai disana. Terima kasih banyak ya, Lyy.. ^^  Selain krim dari Erly, aku juga membeli lipbalm, sunblock dan aloe vera cream produknya Greenmommy Shop. Alhamdulillah setelah memakai krim2 itu, kulit dan bibirku aman2 saja selama disana.

Perlengkapan lain yang juga perlu untuk disiapkan sehubungan dengan panasnya cuaca disana yaitu sunglasses, masker dan payung. Sunglasses wajib bawa, membantu banget melindungi mata agar tidak silau dan kemasukan debu. Ya, debu memang sedang banyak disana karena Masjidil Haram sedang dalam renovasi besar2an. Karena itu masker juga jangan sampai ketinggalan. Kalau payung, selama disana aku gak pernah pakai sih tapi bawa aja untuk jaga2.

Untuk pakaian, pastinya kudu bawa pakaian yang simpel2 aja. Yang syar’I dan nyaman. Alhamdulillah dipinjemin beberapa baju gamis oleh adik ipar. Jilbab juga bawa yang bergo aja. Simpel gak harus dipenitiin segala. Bergonya bawa yang panjang melewati dada. Jangan lupa bawa manset dan celana panjang untuk daleman gamis, daaan…kaus kaki..!

Pokoknya pakaiannya yang sesimpel mungkin deh, karena disana kita kan mau fokus ibadah. Kalau bawa yang ribet2 ntar malah sibuk sendiri sama pakaian..malah gak konsen ibadah..  Trus warnanya usahakan yang kalem2 jangan yang gonjreng2. Wanita2 arab selalu memakai pakaian berwarna hitam. Jadi usahakan warna dan corak yang kita kenakan jangan yang terlalu mencolok mata biar tak menjadi pusat perhatian..

Disana, cuma wanita2 melayu yang memakai baju berwarna putih putih. Gak masalah sih, asal jangan yang menerawang yah bajunya. Oh iya, sepatu atau sandal juga bawalah yang seringan mungkin. Aku bawa 1 sepatu dan 1 sendal ringan. Sendal dipakai kalau mau ke Masjidil haram dan Mesjid Nabawi. Kenapa sandal? Karena alas kaki bakal kita lepas dan simpan di tas kita saat akan masuk ke mesjid jadi supaya gak berat bawa2nya, pakailah sandal yang ringan2 aja. Selebihnya saat ziarah ke tempat2 bersejarah, aku pakai sepatu.

Jangan lupa juga membawa obat2an dan vitamin. Untuk jaga2 kalau2 disana kita gak fit. Konsumsi vitamin untuk menjaga daya tahan dan stamina tubuh.
Selain menyiapkan perlengkapan untuk kebutuhan2 fisik, aku juga harus menyiapkan ‘mental’ dan ‘bathin’ ku. Untuk itu, aku lagi2 harus  banyak bertanya terutama ke suami yang sudah pernah umroh,  tentang apa saja kegiatan selama disana. Itinerary dari panitia umroh juga aku pelajari betul. Jarak antara hotel dan mesjid yang menjadi pusat kegiatan sehari2 juga harus kita ketahui sehingga kita bisa membayangkan tentang semua hal yang akan kita jalani disana, sehingga kita juga jadi bisa menyiapkan ‘mental’ kita. Itinerary yang berisi jadwal kegiatan dari hari ke hari, juga bisa kita gunakan sebagai bayangan. Hari senin jam sekian kegiatannya ini dan itu, selesai kegiatan jam sekian, makan jam sekian, istirahat jam sekian, dsb sehingga kita jadi punya gambaran seberapa sibukkah kita nantinya. Kalau sudah begitu, otomatis kita jadi bisa mempersiapkan diri. Kita jadi bisa lebih aware dan siap. Penting sekali untuk first timer sepertiku..

Bagaimana dengan persiapan ‘bathin’? hihi, jujur aku juga bingung mau ngapain untuk mempersiapkan bathin ini, secara perginya juga bisa dibilang mendadak tanpa rencana jauh2 hari. Setelah banyak bingung dan bingung, akhirnya aku memutuskan untuk mulai berbenah2 diri. Mulai memantaskan diri untuk menjadi tamu Allah. Mulai baca buku2 agama terutama tentang haji dan umroh. Pakaiannya juga mulai pake yang bener2 syar’i. Sabarnya rada ditambah dikit. Lebih banyak bersyukur, doa minta ampun atas segala kesalahan, sholat taubat dan lebih banyak ngelakuin hal2 yang bermanfaat. Karena rasanya kalau kita berangkat dengan kadar amalan yang gitu2 aja kok ya kasian banget gitu ya.. hihi entahlah mungkin cuma perasaanku saja..perasaan malu sama Allah. Aku pinginnya tiba di tanah suci dalam keadaan yang lebih baik dari sebelum2nya.

Selain itu, sebagai ibu dari 3 orang anak yang akan ditinggal selama 8 hari, tentunya aku juga harus mempersiapkan mental anak2ku. Bagi sebagian anak2 mungkin sudah biasa ditinggal mama papanya, tapi kami sebelumnya tak pernah pergi begitu lama tanpa anak2. Sehingga pasti harus ada hal2 yang mesti kita lakukan untuk mempersiapkan mental dan pemahaman anak2 ini supaya 8 hari itu bisa dilewati dengan sukses.

Alhamdulillah sebelumnya Anya sudah tahu tentang ibadah umroh dari VCD anak2 yang ditontonnya. Adik2nya pun jadi tertarik ikutan menonton. VCD itu sangat membantu kami dalam memberikan gambaran ke anak2 tentang apa yang akan kami lakukan selama 8 hari itu. Mereka jadi tahu tentang Ka’bah, Hajar Aswad, air zamzam, dll. Lalu kita ceritakan kalau Mekkah itu jauh, naik pesawat selama 9 jam. Mama dan Papa perginya juga lama. Berangkat hari Minggu, lalu senin selasa rabu kamis jumat sabtu minggu sampai senin lagi..baru deh mama dan papa pulang. Dengan menjelaskan secara detil tentang berapa lama kita akan pergi, diharapkan anak2 jadi tahu dan siap akan ditinggal selama itu. Jadinya mereka tidak akan bertanya2 kapan mama papa pulang, lalu rewel dan menangis.


VCD anak muslim: Syamil, Nadia dan Dodo

Kami juga menceritakan tentang tujuan umroh kepada mereka dengan kata2 sederhana yang bisa mereka mengerti. Dengan begitu, mereka jadi bisa maklum dan paham kenapa mama papanya harus pergi selama itu tanpa mereka. Tak lupa, kita juga perlu mengiming2i oleh oleh yang menarik untuk mereka. Atau kita juga bisa tanya ke mereka, mau dibawakan apa nanti sebagai hadiah karena sudah jadi anak yang baik selama ditinggal mama papa. Ternyata anak2 cuma minta dibawain air zamzam. Kaget juga, kok cuma minta air zamzam? Ternyata di VCD yang mereka tonton itu, ada adegan yang menceritakan tentang air zamzam. Si anak di film itu tampak sedang minum air zamzam dengan nikmat dan segarnya. Mungkin anak2 jadi ngiler dan pingin nyobain kali yaa.. hehehe…

Untungnya, kepergian kami ini bertepatan dengan liburan sekolah anak2. Alhamdulillah, satu lagi kemudahan dari Allah. Kalau libur kan si tante jadi gak harus repot menyiapkan macem2, gak harus anter jemput sekolah dan jadi lebih santai. Bener2 pertolongan Allah ya.. ^^

Tante Inne juga aku briefing tentang macem2. Anak2 jangan dikasih snack sebelum makan nasi, jangan terlalu banyak makanan manis, kalo main sepeda di luar harus diawasi, jangan ikutan bonceng naik motor, dll dsb dkk… untungnya si tante juga udah banyak mengerti karena sehari2nya juga ikut mengurusi anak2 ini. Jadinya aku juga bisa tenang meninggalkan anak2 dengan tantenya. Adikku itu juga kerap berkata padaku untuk tenang saja, serahkan semua sama Allah biar Allah yang menjaga semua yang aku tinggalkan dirumah. Sipp lah, makin tenang dan mantap rasanya.. alhamdulillah.. Makasih ya dek.. ^^



Manasik 
Sehari sebelum keberangkatan, kami dijadwalkan untuk ikut manasik umroh. Dalam bayanganku, kegiatan manasik itu berisi simulasi rukun2 umroh persis seperti manasik haji yang pernah aku ikuti saat SMA dulu. Ternyata manasik kali ini beda, tak ada simulasi thawaf dan sa’I seperti saat sekolah dulu. Tetapi aktivitasnya berupa pemberian informasi2 dan muhasabah.

Bagiku yang baru akan berangkat umroh untuk pertama kalinya, manasik ini sangat berguna sekali.  Kita bisa mendapatkan semua informasi yang sangat bermanfaat. Tentang aturan2 pemakaian kain ihram, aturan2 dalam rukun umroh, adab selama di Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi, juga tentang ziarah2 yang akan kita lakukan disana. 

Misalnya saat telah mengambil miqot dan berihram, salah satu larangannya adalah memakai wangi2an. Ternyata wangi2an disini bukan hanya memakai minyak wangi atau parfum. Tapi juga segala sesuatu yang mempunyai aroma wangi. Seperti mandi pakai sabun, cuci tangan pakai sabun, pakai hand sanitizer yang ada pewanginya, menyeka wajah dengan tissue basah wangi, dll. Biasanya kan kita suka gak sadar melakukan hal itu karena sudah terbiasa sehari2nya, nah dalam manasik ini ditekankan berulang2 untuk selalu aware akan hal tsb. Karena jika tidak, kita bisa kena dam atau denda.

Itu salah satu informasi yang bisa kita dapat dari manasik. Ada banyak lagi hal2 yang sepertinya sepele tapi ternyata dampaknya fatal jika kita tidak memperhatikan. Makanya bersyukur sekali ada manasik seperti ini.
Selain itu, pada manasik ini kita juga diajak bermuhasabah dan merenung tentang apa sebenarnya tujuan kita berangkat umroh saat itu. Apakah benar karena ingin mencapai ridho Allah semata ataukah ada tujuan2 lain yang dengan sengaja atau tak sengaja terselip dalam hati? 

Pak Ustadz yang membimbing muhasabah tersebut memaparkan betapa Allah sangat menyayangi kita dan atas izinNYA lah kita berkesempatan untuk berangkat. Dari sekian ratus juta umat Islam di dunia ini, kitalah yang dipilihNYA untuk menjadi tamuNYA. Bayangkan ada banyak sekali orang yang mempunyai keluasan rezeki tapi masih belum tergerak hatinya untuk umroh, ada banyak sekali orang yang ingin umroh tapi tak punya biaya. Banyak sekali orang yang ingin umroh dan punya uang tapi tak bisa berangkat karena sakit, atau karena waktunya yang sangat sibuk. Bayangkan betapa beruntungnya kita karena telah diberikan hidayah, rezeki, kesehatan, dan kesempatan waktu.

 Dan kebetulan juga pada saat akan berangkat itu, pemerintah Saudi melakukan pengurangan kuota jemaah umroh secara tiba2 karena pembangunan Masjidil Haram belum selesai sehingga visa agak sulit untuk didapat. Pengurangan kuota yang mencapai 50% itu membuat banyak travel penyelenggara umroh risau karena sulitnya mendapatkan visa. Tapi syukur alhamdulillah, berkat pertolongan Allah seluruh rombongan kami diluluskan visanya sehingga bisa berangkat dengan tenang.

Maka, jika kuasa dan kasih sayang Allah sudah sedemikian besarnya kepada kita, pantaskah kita mempunyai tujuan2 lain dalam hati kita? Berangkat umroh karena prestise, karena disuruh orangtua, karena ingin dipuji orang, dan karena karena lainnya yang sangat jauh dari tujuan untuk mengharapkan ridho Allah. Dalam muhasabah itu kita diajak merenung lebih dalam, menyadari betapa banyaknya nikmat Allah yang telah kita dapatkan sementara betapa sedikitnya kita bersyukur. 

Pak ustadz lalu mengajak kita untuk bersama2 meluruskan niat. Berniatlah karena Allah semata, untuk mendapatkan ridhoNYA agar perjalanan ibadah yang memerlukan biaya dan pengorbanan waktu yang tidak sedikit ini tidak menjadi sia sia belaka. Agar perjalanan umroh ini bisa menjadi berkah dalam sisa hidup kita, menjadi titik balik kembalinya kita ke jalanNYa yang lurus, dan menjadi penghapus dosa dosa di masa lalu. Aamiin aamiin ya robbal ‘alamiin..

Selama muhasabah itu, ruangan dikondisikan sedemikan rupa sehingga terasa sangat syahdu. Lampu diredupkan, dan suara pak Ustadz terdengar sangat menggugah hati. Tak terasa air mata berjatuhan, kalimat istighfar mengalir deras, kepala menunduk dalam. Astaghfirullahal’adziim..


My Umroh Journey (part 2)

Comments

  1. alhamdulillah saya juga berkesempatan kesana baru-baru ini, indahnya tidak bisa dilukiskan kata-kata. sedikit saya juga coba tuangkan di blog tapi ternyata kepanjangan dan agak membosankan hehe :(

    http://biarbiur.blogspot.com/2015/01/sebuah-kisah-nyata-perjalanan-spiritual.html

    ReplyDelete
  2. cerita sangat menginspirasi sekali dan bermanfaat buat yang baru pertama kali umroh..terima kasih ya sudah berbagi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Liburan Keluarga di Ciater Camping Park ( Part 1)

Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga liburan bareng sepupu2. Udah lamaa direncanakan, tapi tau sendiri deeh gimana susahnya ngatur skejul. Jangankan liburan yang nginep, mau ketemuan aja jarang2 bisanya, padahal cuma 3 keluarga loh inii. Duh duuuh nasib orang Jakarta yaa.. Setelah silaturahim pas lebaran kemarin,  kamipun sepakat untuk merencanakan lagi liburannya dengan serius. Lalu kami membuat WA grup dan diskusi dilanjutkan di sana. Awalnya kami merencanakan liburan ke Teluk Kiluan di Lampung, pas lihat peta loh kok jauh. Trus ganti tujuan ke Ujung Kulon, eh masih berasa jauh juga. Ganti lagi ke Anyer, ah kayaknya kurang sreg. Pindah tujuan ke Garut, tapi kok ngga nemu tempat nginep yang sesuai kemauan kita.  Akhirnya setelah browsing2 lagi, ketemulah si Ciater Camping Park ini di blognya tesyaskinderen dan aku langsung jatuh hati.  Langsung deh aku lempar ke grup dan direspon baik oleh yang lain. Sebelum berubah pikiran lagi, cusss ketok palu deh.. Bismillah, kita campi

My Umroh Journey (Part 3)

Day 3, Pemaknaan Kota Mekkah-Berkunjung ke Peternakan Unta-Ambil Miqot di Hudaibiyah-Umroh yang kedua. Hari selanjutnya, kami dijadwalkan mengikuti pemaknaan kota Mekkah di suatu gedung pertemuan, kemudian mengunjungi peternakan unta dan mencicipi susu unta segar, serta mengambil miqot di mesjid Hudaibiyah yang tak jauh dari peternakan unta dan kemudian langsung menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umroh yang kedua. Menurut perkiraan, hari ini seharusnya adalah tanggal 1 Ramadhan. Namun ternyata semalam setelah menunggu2 pengumuman dari pemerintah Arab Saudi, 1 Ramadhan ternyata jatuh pada besok harinya. Padahal semalam setelah makan malam kita langsung ngacir ke mesjid bersiap2 hendak sholat taraweh. Pagi2 setelah sarapan, kami lalu berkumpul di lobby kemudian berangkat naik bus ke gedung pertemuan. berkumpul di lobby  Itulah pertama kali aku menyaksikan suasana kota Mekkah pada siang hari di luar area hotel dan Masjidil Haram. Disana sini masih banyak re