Day 6 (Ziarah Madinah, Ke
Kebun Kurma)
Tidur beberapa jam, kami lalu harus bangun
untuk sahur. Lalu bergegas ke mesjid lagi untuk sholat subuh. Setelah sholat
subuh, aku janjian ketemuan dengan suami untuk berjalan2 berdua di pertokoan
sekitar mesjid sambil melihat2 dan mencari oleh2. Duh, senangnya bisa jalan2
berduaan. Dari kemarin kami bertemu cuma sebentar2 saja. Pagi itu kamipun berduaan melepas kangen.
Berkeliling pertokoan
melihat2 barang2 yang cocok dijadikan oleh2 untuk keluarga, teman dan tetangga.
Namun acara jalan berdua itu juga nggak bisa berlama2, karena kami sudah harus
bersiap2 untuk mengikuti kegiatan berikutnya. Hari itu kami akan melaksanakan
Ziarah Madinah. Ke Bukit Uhud, dan berkeliling
melewati Mesjid2 bersejarah seperti Mesjid Qiblatain dan Mesjid Khandaq. Lalu
singgah ke Mesjid Quba dan mengunjungi kebun kurma tak jauh dari Mesjid Quba
tsb.
Ziarah ke Bukit Uhud
Setelah semua berkumpul di
lobby hotel, rombongan kami pun segera berangkat. Enam puluh orang dibagi dalam
2 bus besar. Masing2 bus dipandu oleh muthawif yang selalu memberikan informasi
dan cerita2 sepanjang perjalanan. Tak sampai setengah jam, kamipun sampai di
Bukit Uhud. Tibalah kami di lokasi dimana terjadi sebuah perang yang dahsyat 14
abad yang lalu. Perang Uhud, perang antara kaum kafir Quraisy dengan kaum
Muslimin.
Pemimpin kaum Muslimin adalah Rasulullah sendiri sedangkan pemimpin
kaum kafir Quraisy adalah Abu Sufyan. Pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000
orang sementara pasukan Muslim berjumlah
700 orang. Perang ini terjadi akibat aksi balas dendam kafir Quraisy
karena kekalahan mereka pada Perang Badar setahun sebelumnya.
Perang ini banyak meninggalkan
kesedihan. Sebanyak 70 orang muslimin syahid di bukit itu, termasuk paman Rasulullah,
Hamzah bin Abdul Muthalib. Rasulullah sendiri terluka cukup parah. Dan dari
perang itu, pasukan muslimin banyak memetik pelajaran. Bahwa mematuhi perintah
pemimpin adalah jauh lebih penting dari sekedar harta rampasan perang.
Ya,
pasukan muslimin yang tadinya sudah menang dengan gemilang, tergiur dengan
harta yang ditinggalkan musuh yg mundur. Mereka merasa sudah menang dan dengan
gegabah mengambil harta2 itu sehingga mereka lengah, padahal Rasulullah sebagai
pemimpin telah memperingatkan mereka. Ternyata musuh mencium kesempatan itu dan
melakukan penyerangan balik.
Pasukan muslim yang masih sibuk dengan harta
rampasan tidak siap dengan serangan mendadak itu hingga akhirnya pasukan
Quraisy berhasil merebut pos diatas bukit dan banyaklah pasukan muslimin yang
gugur dan syahid di tempat itu. Walaupun akhirnya musuh memutuskan untuk mundur
karena takut akan semangat kaum muslimin yang kembali berkobar, namun kesedihan
yang mendalam sangat jelas dirasakan. Jasad para syuhada lalu dimakamkan di
lokasi tsb.
Kami berkumpul melingkar di
dekat bukit itu. Di tengah2 kami Pak Ary Ginanjar mengajak kami untuk mencoba
merasakan seolah olah berada di tempat itu 1400 tahun lalu. Seolah2 kami
mendengarkan derap langkah kaki kuda pasukan musuh yang bergemuruh datang mendekat,
seolah2 dari kejauhan kami melihat pasukan musuh datang sehingga menyebabkan
debu2 dan pasir berterbangan.. Rasakanlah betapa dahsyatnya rasa takut yang
mengaliri dada kita.. rasakan degupnya seolah2 itu benar2 terjadi sekarang…
Sungguh itu tidak menyurutkan langkah pasukan muslimin untuk terus maju meski
nyawa taruhannya. Demi membela agama Allah..mereka tak gentar.. meski kalah
jumlah..meski peralatan pun tak memadai.. tapi mereka punya kekuatan yaitu
keberanian dan keahlian bertempur. Bayangkan apa jadinya kita jika pasukan ini
gentar dan menyerah kalah kepada kaum musyrikin..? Islam tidak akan bisa
berkembang dan menyebar ke dunia luar, dan nikmat iman dan islam bisa jadi
tidak akan pernah kita rasakan saat ini..
Kami lalu berdoa dengan
khusyu, semoga Allah mengganjar surga kepada para syuhada Perang Uhud ini, dan
semoga kami juga bisa menjadikan kisah ini sebagai teladan. Teladan akan sebuah
keberanian dan keikhlasan memperjuangkan agama.. aamiin allahumma aamiin..
photo from ESQ Tour |
mendoakan para syuhada Perang Uhud (photo from ESQ Tour) |
manten lawas di area bukit Uhud |
Selesai merenungi makna dan hikmah
yang bisa kita petik dari peristiwa Perang Uhud, kami lalu melanjutkan
perjalanan ke Mesjid Quba.
Ke Mesjid Quba
Mesjid ini adalah mesjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah dalam perjalanan beliau hijrah menuju Madinah. Desa Quba terletak 5 km dari Madinah.
Ke Mesjid Quba
Mesjid ini adalah mesjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah dalam perjalanan beliau hijrah menuju Madinah. Desa Quba terletak 5 km dari Madinah.
Disinilah beliau singgah beberapa waktu dan mendirikan sebuah
mesjid untuk pertama kalinya. Setelah Mesjid ini selesai didirikan, Rasulullah
menjadi imam di mesjid itu selama 20 hari. Dan setelah meninggalkan Desa Quba
dan menetap di Madinah, Rasulullah pun kerap datang ke Mesjid itu. Demikian
pula para sahabat, setelah wafatnya Rasul, mereka juga sering ziarah ke Mesjid
Quba.
"Ketika pembangunan Masjid ini selesai,
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam mengimami shalat selama 20 hari. Semasa
hidupnya, lelaki yang dijuluki Al-Amin ini selalu pergi ke Masjid Quba setiap
hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam
wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan salat di sana."( HR.
Bukhari no. 1117 , HR. Muslim no. 2478)
Mesjid Quba juga mempunyai
keutamaan, yaitu barangsiapa yang sholat di mesjid ini, maka pahalanya seperti
pahala orang yang melakukan umroh.
Menurut Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh
Abu bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhum, ia pernah mendengar Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa
bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di
dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah”.( HR. Tirmizi no. 298.
Ibnu Majah no. 1401)
Alhamdulillah,
bersyukur bisa menginjakkan kaki di mesjid bersejarah ini. Mesjid yang berwarna
putih bersih ini terlihat sederhana, bersih, dan apik. Dari kejauhan, mesjid
ini terlihat kontras sekali dengan warna langit yang biru tanpa awan. Indah..
Setelah sholat sunnah di
mesjid ini, kami lalu beranjak ke perkebunan kurma yang berlokasi tak jauh dari
Mesjid Quba. Di kebun kurma ini kita bisa melihat2 pohon kurma dan membeli
berbagai macam jenis kurma dan oleh2 lainnya. Dari kurma ajwa yang mahal,
sampai kurma yang harganya terjangkau ada di tempat ini. Ada juga berbagai
jenis madu, coklat2, kacang2an dan cemilan lainnya. Karyawan disini kebanyakan
orang Indonesia. Jadi enak kalo mau nanya2 gampang.
Pembayarannya selain pakai
riyal dan dollar, juga bisa pakai rupiah loh.. Puas berbelanja oleh2 disini,
kami melanjutkan perjalanan lagi. Sebelum kembali ke hotel, kami diajak
melewati mesjid2 bersejarah lainnya yang ada di Madinah, seperti Mesjid
Qiblatain dan Mesjid Khandaq.Muthawif menceritakan tentang sejarah mesjid2
tersebut dari dalam bus.
Malam itu adalah malam
terakhir kami berbuka puasa dan sholat taraweh di mesjid Nabawi karena besok
siangnya kami akan pergi meninggalkan Madinah menuju Jeddah dan pulang ke tanah
air pada esok lusanya.
Karena ini adalah malam terakhir, maka kami berniat
untuk kembali mengunjungi Raudhah setelah sholat taraweh. Tanpa muthawif, kami
memberanikan diri datang ke raudhah. Kami lalu ikut mengantri dan berdekatan
dengan serombongan jamaah asal Indonesia bersama muthawif mereka.
Dari kejauhan
aku ikut mencuri dengar tentang informasi2 yang disampaikan oleh sang muthawif.
Garis besarnya sih sama dengan info yg disampaikan muthawif kami, tapi ada
beberapa info lain juga yang belum aku ketahui yang mungkin belum sempat
disampaikan oleh muthawif kami. Alhamdulillah bisa dapet info baru walopun
dengan cara menguping..hihihi.
Kemudian tibalah giliran kami memasuki raudhoh.
Walaupun hampir tengah malam begitu, raudhoh tetap dibanjiri oleh jamaah.
Alhamdulillah aku sempat sholat sunnah 3 kali lagi, juga sempat banyak berdoa
berdoa dan berdoa.. bahagia rasanya bisa mengunjungi raudhoh lagi di malam
terakhir kami di kota suci itu.
Setelah itu kami langsung balik ke hotel, sesampainya di lobby hotel, entah kenapa kami belum capek
dan mengantuk. Mbak Lyra tiba2 kepingin makan bakso.. hihi, berhari2 disuguhi
makanan berbumbu tajam membuat kami jadi pingin makan yang seger2. Kebetulan di
dekat hotel ada restoran Indonesia. Kami pun langsung meluncur ke restoran itu
setelah mengantar bu Titin ke kamar.
Hemmm, baksooo… sebenernya rasanya biasa2
aja tapi saat itu terasa nikmattt sekali. Puas menyantap bakso, kamipun
berjalan pulang ke hotel sambil sesekali berhenti melihat2 toko oleh2 yang
ternyata makin malam makin rame yang buka. Disaat sedang melihat2 itulah terjadi sebuah peristiwa...
Seorang bapak2 jamaah dari Indonesia menyapa kami dan
bertanya apakah kami berasal dari Jawa. Kami menjawab kami dari Jakarta. Lalu
beliau berkata bahwa beliau sedang bersama jamaah dari Jawa yang terpisah dari
rombongan. Seorang ibu yang sudah berumur dan tidak bisa berbahasa Indonesia.
Karena bapak itu berasal dari NTT, jadi beliau sama sekali tidak mengerti
bahasa Jawa. Bapak itu mengatakan bahwa mereka sudah keliling2 sejak ba’da
maghrib.. mencari2 barangkali bisa bertemu dengan rombongan sang ibu. Namun
sampai lewat tengah malam tak ada hasilnya. Jadi bapak tersebut minta tolong ke
kami untuk menggantikan beliau karena beliau sudah berjam2 menemani sang ibu
dan tak mengerti juga bahasanya. Akhirnya ibu tsb kami bawa pulang ke hotel
kami.
Nyampe hotel kami langsung menghubungi muthawif, dan
langsung menuju resto hotel yang sudah buka untuk santap sahur. Saat itu sudah
jam 2 dinihari. Kami samasekali belum istirahat sejak zuhur.. tapi herannya
badan dan mata kami masih kuat2 saja. di restoran kami mempersilahkan sang ibu
untuk makan karena kata bapak tadi sang ibu belum makan dari maghrib.
Sambil
makan, kami berusaha menginterogasi sang ibu.. dengan bahasa Jawa halus beliau
bercerita kalau beliau berasal dari Wonosobo, terpisah dari rombongan saat
sedang belanja oleh2 di sebuah toko. Saat sudah selesai belanja, sang ibu baru
sadar kalau teman2nya sudah tak terlihat lagi.
Ibu itu lalu berjalan menuju
mesjid tapi sepertinya kok nggak sampai2.. setelah sampai beliau lalu mengelilingi
mesjid itu sampai puluhan kali.. sampai sakit kakinya tapi tetap saja gak
bertemu dengan teman2nya. Lalu tak disadari ternyata beliau juga kehilangan
uang dan dompetnya. ID card juga entah kemana. Aah, kasihan sekali..
Namun kami menemukan kejanggalan2 pada sang ibu. Ibu
tsb kerap bertanya tentang bus menuju Wonosobo karena beliau ingin pulang saja
katanya. Kamipun berulang2 menjelaskan pd beliau bahwa sekarang kita sedang di
Madinah, di Arab Saudi. Jadi gak mungkin bisa pulang ke Wonosobo naik bus, harus
naik pesawat. Ibu memangnya kesini naik apa bu? Pesawat kan? Tanya kami. Beliau
geleng2 kepala, bukan..saya naik bus..katanya. hmmm sepertinya beliau sudah
agak pikun. Padahal belum terlalu sepuh..
Yang paling mengherankan adalah saat
ibu tsb sedang melihat ke luar jendela, beliau seperti kaget ketakutan melihat
seseorang di luar jendela. Beliau langsung berdiri dan lari menjauh dari jendela. Saat kami tanya
ada apa, beliau hanya komat kamit tak jelas.
Kami lalu menggeledah isi tas sang ibu. Kami menemukan
sebuah buku catatan doa2, sebuah boarding pass pesawat dan buku tulis. Di buku
tulis itu ada catatan alamat dan no telfon travel agentnya, ada juga no hp
beberapa orang yang setelah kami hubungi semuanya tidak aktif.
Tak lama
muthawif kami datang dan langsung membawa ibu itu ke hotel tempat rombongan
dari travel agent itu biasanya menginap. Duh, mudah2an sang ibu segera bertemu
kembali dengan rombongannya. Kasihan, dengan kondisinya yang seperti itu,
kebingungan, capek dan ketakutan..
Kabar terakhir dari muthawif kami, ternyata rombongan
ibu itu telah berangkat ke Mekkah. Subhanallah, beratnya cobaan si ibu. Kami
hanya berdoa dan berdoa, semoga sang ibu bisa bertemu lagi dengan rombongan,
melaksanakan ibadah umroh dengan lancar, dan kembali ke tanah air dengan sehat
selamat dan segera berkumpul dengan keluarga.. aamiin ya rabb..
Day 7 (Meninggalkan Madinah menuju Jeddah)
Setelah tidur sebentar di kamar, kami lalu sholat
subuh di mesjid. Setelah itu barulah acara bebas. Kebanyakan rombongan kami hunting
oleh2 di toko2 sekitar hotel. Aku dan suamiku juga menggunakan kesempatan itu
untuk membeli oleh2. Setelah itu, balik lagi ke mesjid untuk sholat zuhur (yang
dijamak dengan ashar) untuk terakhir kalinya disana, di mesjid nabawi yang
sangat menenangkan jiwa raga itu. Setelah sholat, kami sempat membeli beberapa
Al Qur’an untuk diwaqafkan di mesjid. Lalu kamipun balik ke hotel untuk beres2
koper dan berangkat menuju Jeddah.
Foto2 terakhir sebelum meninggalkan Madinah
Foto2 terakhir sebelum meninggalkan Madinah
Bus bergerak meninggalkan hotel sekitar pukul 2 siang.
Di dalam bus, aku duduk dekat jendela agar aku bisa leluasa memandangi Mesjid
Nabawi yang perlahan2 tampak jauh dan jauh. Air mataku jatuh berlinangan.
Sedihnya hati ini harus meninggalkan tempat yang dapat membuat jiwa ini amat
sangat tenang dan damai. Tak ada lagi tempat yang paling indah dan damai selain
Mesjid Nabawi dan Masjidil Haram.
Meninggalkannya membuat hati ini bagai
diremas2, sediiih… Jika tak ingat kewajiban2 di rumah, pastilah aku enggan
untuk pulang. Aku menangis sambil melantunkan shalawat dan berdoa. Yaa Allah,
izinkan aku untuk datang lagi kesini.. Jangan jadikan ini yang terakhir bagiku.
Sungguh aku masih ingin lagi dan lagi menikmati indahnya beribadah di tanah
suci ini yaa Allah..
Bus melaju terus hingga Mesjid Nabawi tak tampak lagi
oleh pandanganku, tertutupi oleh gedung2 lain. Muthawif terdengar mulai
menyampaikan pengumuman. Perjalanan Madinah-Jeddah memakan waktu sekitar 5 jam.
Berarti ada cukup banyak waktu untuk tidur, apalagi setelah peristiwa
kemarin yang membuat kami agak lelah. Namun tetap saja mata ini tak mau
terpejam. Untungnya muthawif membuka acara ngobrol2 di bus. Jamaah yang ingin
berbagi pengalaman yang didapat selama perjalanan umroh ini dipersilahkan ke
depan untuk bercerita.
Para jamaah umroh ESQ angkatan 122 ini berasal dari
berbagai macam profesi. Ada yang polisi, ada yang anggota DPR, dokter,
pengusaha, pimpinan perusahaan sampai bupati. Ada yang berangkat sekeluarga:
bapak ibu dan anak2, ada yang penganten baru, ada yang bersama kakak dan adik,
ada yang berdua dengan ibunya yang sudah sangat sepuh dan juga yang suami
istri.
Bergantian beliau2 ini maju ke depan bercerita tentang pengalaman
mereka. Subhanallah jadi bertambah ilmu dan wawasan. Ada pengalaman haru, lucu,
menegangkan. Suasana di dalam bus jadi terasa asyik sekali. Aku akhirnya
memberanikan diri untuk maju juga. Aku lalu menceritakan pengalaman, dan kesan
kesanku selama perjalanan ini. Alhamdulillah, indahnya berbagi pengalaman…
Selesai acara berbagi pengalaman, jamaah dipersilahkan
untuk beristirahat. Aku akhirnya bisa tertidur juga, walau tak terlalu lama
tapi lumayan nyenyak. Bus akhirnya tiba di kota Jeddah. Kota ini terlihat lebih
modern dibandingkan dengan Mekkah dan Madinah. Bangunan dan monumen2nya tampak
lebih artistik. Jalanan juga jauh lebih rapi dan lebih hijau. Terlihat banyak
mall dan gedung2 tempat belanja.
Sampai di Hotel Red Sea, kami langsung menuju kamar
untuk menanti waktu berbuka. Hotel Red Sea ini sudah tua sekali, terlihat dari
fasilitas2nya yg sudah uzur. TV di kamar kami juga gak bisa nyala. Tapi karena
kami malas untuk complain dan merasa tak butuh nonton tv maka kami cuek saja.
yang penting tempat tidur nyaman, ac nyala dan kamar mandi bersih, sudah
cukuplah itu.. View dari kamar kami lumayan bagus. Tampak Mesjid Qishas di
pinggir danau dari kejauhan. Pada malam hari mesjid itu terlihat cantik sekali..
Di bus tadi kami dibagikan jus mangga, roti
dan kurma untuk takjil. Setelah berbuka dan sholat magrib, kami lalu mandi.
Kemudian makan malam di restoran hotel. Seperti biasa, buffet komplit makanan
arab semua.. kami lalu sholat isya dan
taraweh di kamar, terus janjian dengan suami, ayah mertua, dan mas Harris untuk
berjalan2 ke daerah Ballad yang terkenal dengan julukan pusat belanjanya.
Baru malam inilah kami punya kesempatan untuk
berjalan2 beramai2. Sambil berjalan beriringan sepanjang jalan menuju Ballad,
akupun mengamati sekeliling. Jalanan dan trotoar tampak kotor dan berdebu.
Mobil2 yang parkir maupun yang seliweran di jalan juga terlihat kotor. Beginilah jika jarang hujan dan kesusahan air. Debu dimana2, air
diprioritaskan untuk kebutuhan primer saja.. bersyukur sekali kita tinggal di negeri hijau royo2, air melimpah
ruah. Hujan sering datang. Syukur Alhamdulillah..
Kamipun
memasuki salah satu toko, yaitu Toko Ali Murah. Di dalam toko terdapat banyak
sekali barang menarik yang bisa kita beli untuk koleksi sendiri maupun oleh2.
Ada berbagai macam parfum, cokelat, kurma, kaos2, suvenir2 kecil, gamis,
obat2an, kosmetik, permadani, dan banyaak lagi. service yang diberikan toko ali
murah ini sungguh hebat.
Karyawannya ramah2 semua dan karena ayah mertuaku
berbelanja lumayan banyak, kami mendapat banyak sekali diskon dan bonus. Kami
diberi seplastik besar jus mangga, diberi minum teh tarik, diberi cemilan2 dan
ayah diberi koper gratis.. hihi..
Kelar dari Ali Murah, kami lalu menuju restoran
Indonesia yang tak jauh dari situ. Namanya restoran Garuda. Menunya macem2, ada
sop buntut, nasi goreng, soto, mie ayam, nasi rames, rawon, pecel lele, semua
ada. Restoran itu penuh sekali dan mayoritas pengunjungnya sepertinya tenaga
kerja kita. Ramai sekali suasananya. Cita rasa makanannya lumayanlah. Setelah
makan, kami lanjut berjalan2 melihat2 pertokoan. Setelah capek, kamipun balik
ke hotel. Saat melihat jam, baru sadar ternyata saat itu sudah jam 2 pagi.
Day 8 (Pulang ke Tanah Air)
Setelah tidur beberapa jam, kami lalu bangun sahur.
Selesai sahur di resto hotel dan sholat subuh di kamar, kami lalu berbenah2
koper karena akan berangkat ke airport jam 1 siang. Kelar beres2, aku lanjut
tidur lagi. capeeek sekali rasanya, dan oh oww…mulai terasa gejala batuk
pilek..! tenggorokan gak enak, mata panas, hidung perih.. Alhamdulillah ya
Allah, sakitnya baru sekarang ini.. coba kalo sakitnya pas di mekkah atau
madinah..waah, bisa gak konsen ibadahnya..
Jam 1 kurang, kami ngumpul di lobby untuk bersiap
berangkat menuju airport. Kamipun memanfaatkan waktu itu untuk berfoto2
mengabadikan kebersamaan. Seru sekali.. Puas berfoto2, kami lalu mengadakan
acara singkat. Berdoa bersama dan penyerahan hadiah tanda terima kasih kami
kepada para muthawif dan panitia yang telah melayani kami dan mengusahakan yang
terbaik untuk kami selama ibadah umroh ini.
Suasana jadi penuh haru.. sedih
menerima kenyataan sebentar lagi kami akan berpisah. Kebersamaan selama 8 hari
ini terasa sangat berkesan dan membekas dengan indah. Ya Allaah, terima kasih
telah memberikan kami saudara dan keluarga baru yang luar biasa baik dan ramah.
Lindungi perjalanan pulang kami ini Yaa Rabb, dan semoga tali silaturahmi
diantara kami tetap tersambung setelah pulang ke tanah air nanti.. aamiin..
Sebelum ke airport, kami singgah dulu ke Mesjid
Terapung di Laut Merah. Pada saat air laut pasang, mesjid ini seakan2 mengapung
diatas air. Indah sekali. Nama asli mesjid ini adalah mesjid Ar Rahman,
dibangun oleh seorang janda kaya raya. Mesjid ini sebenarnya tidak ada
kaitannya dengan sejarah Islam, namun sering dikunjungi oleh jamaah sebagai
tempat singgah untuk sholat sebelum bertolak ke airport. Setelah sholat zuhur
dijamak dengan ashar di mesjid ini, kami lalu segera berangkat lagi menuju
airport.
Di airport, Alhamdulillah gak ada bagasi yang excess.
Padahal udah khawatir aja mengingat kemarin2 lumayan banyak belanja oleh2. Cek
in lancar, imigrasi lancar, kami lalu menuju waiting lounge. Sempat dikerjain
sama petugas2 bandara yang iseng dan sok galak. Beuh, hare genee masih ngerjain
orang..
Alhamdulillah kami kedapetan pesawat 777 Garuda yang
masih baruu. Subhanallah, pesawatnya nyaman banget. Ada personal screennya,
banyak pilihan hiburannya. Yang di bisnis class kursinya malah bisa direbahin
jadi kayak tempat tidur gitu. Tadinya aku dan suami dapet kursi yang terpisah
aisle. Untungnya kursi di depan kosong jadi kami bisa pindah dan duduk
sebelahan.
Flying time dari Jeddah ke Jakarta sekitar 9 jam. Kami
take off sore2 menjelang berbuka. Diperkirakan tiba di Jakarta pagi2 jam 7. Beberapa
puluh menit setelah take off, pilot mengumumkan bahwa waktu berbuka puasa telah
tiba. Kamipun berbuka puasa diatas pesawat. Walau bukan yang pertama untukku
berbuka di atas pesawat, tapi pengalaman kali ini sungguh tak terlupakan.
Terasa sekali kebersamaannya karena sebagian besar penumpang pesawat itu adalah
para jamaah umroh.
Selesai makan, aku dan suami lalu menonton film. Aku
memilih film The Croods, sementara suami memilih nonton Habibi dan Ainun. Namun
belum sempat filmnya selesai, aku sudah tertidur pulas. Beberapa jam kemudian
aku terbangun disaat pramugari datang menawarkan snack. Setelah itu gak bisa
tidur lagi sampai waktunya sahur. Selesai sahur, kami sholat subuh berjamaah
yang diimami oleh salah seorang penumpang. Bayangkan, sholat berjamaah di atas
pesawat..! Pertama kali dalam hidupku.. subhanallah..indah sekali..
Beberapa jam kemudian akhirnya kamipun landing di
Bandara Soekarno Hatta di tanah air tercinta. Bersyukuurrr sekali, penerbangan
lancar dan mendarat dengan selamat. Aku tak sabar ingin cepat2 bertemu buah
hatiku.
Proses imigrasi dan pengambilan bagasi berjalan
lancar. Rombongan kami lalu berkumpul untuk melaksanakan acara perpisahan yang
dipimpin oleh Pak Ary Ginanjar. Pak Ary banyak menyampaikan pesan dan nasehat,
bahwa inilah perjuangan dan arena pergulatan hidup yang sesungguhnya. Apa yang
telah kita laksanakan di tanah suci, hendaknya dipertahankan juga di tanah air
dan dalam kehidupan sehari2. Semoga setelah melakukan ibadah umroh ini, kami
semua dapat menjadi umat yang lebih baik lagi, lebih bertaqwa, lebih sabar dan
lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya.. aamiin allahumma aamiin..
Selesai acara kami lalu saling bersalaman, berpelukan,
dan memohon maaf satu sama lain. Ya Allah tak terasa kami sudah harus berpisah.
Kembali kerumah dan kehidupan masing2. Semoga apa yang telah kami dapatkan dari
perjalanan umroh ini dapat menjadikan kami manusia2 yang lebih baik, menjadikan
kami hamba yang selalu membela agamaMU, menjadi manusia yang selalu ingat asal
dan mengerti tujuan hidup. Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin..
Alhamdulillahirabbil’alamiin.. akhirnya aku tiba
dirumah disambut oleh pelukan hangat anak2ku. Bahagia tak terkira.. Nikmat
Tuhan yang mana lagi yang sanggup aku dustakan?
Dear kakak salam kenal
ReplyDeleteAq seneng bgt baca semua part pengalaman kaka slma melaksanakan ibdh umroh.
Cerita kaka indah, setiap detailny dgambarkan dg sempurna.
Aq yg InsyaAllah aq brgkat, jd makin tdk sabar ingin sgra.
Mhn doa nya agar dberi kelancaran :-)
Dear kakak, salam kenal.
ReplyDeleteAq seneng baca semua part pengalaman kk slma umroh. Smua dcrtakan dg detail, serasa aq uda brada d sana.hehe. InsyaAllah aq brgkat bln ni & dg baca crita kk, aq jd makin ga sabar.hhe. Doa kan smga lancar dsana. Terimakasih unt kisah nya kak :-) bermantfaat sekali..
assalammualaikum mba Alinda.. waah senang sekali cerita ini bisa bermanfaat.. terima kasih sudah mampir. Semoga lancar umrohnya ya mba.. selamat menikmati indahnya tanah haram.. ^_^
DeleteAssalamu'alaikum, Alhamdulillah, membaca artikel di blog ini nambah ilmu dan memberi gambaran pengalamam umroh, jazakillahu khairan ya mbak, sangat bermanfaat :)
ReplyDeleteAlaikumussalam.. waiyyaak mba Indah.. alhamdulillah kalau tulisan ini bermanfaat. Terima kasih sudah mampir.. ^_^
Delete