Skip to main content

My Umroh Journey (Part 4)

Day 6 (Ziarah Madinah, Ke Kebun Kurma)

 Tidur beberapa jam, kami lalu harus bangun untuk sahur. Lalu bergegas ke mesjid lagi untuk sholat subuh. Setelah sholat subuh, aku janjian ketemuan dengan suami untuk berjalan2 berdua di pertokoan sekitar mesjid sambil melihat2 dan mencari oleh2. Duh, senangnya bisa jalan2 berduaan. Dari kemarin kami bertemu cuma sebentar2 saja. Pagi itu kamipun  berduaan melepas kangen. 

Berkeliling pertokoan melihat2 barang2 yang cocok dijadikan oleh2 untuk keluarga, teman dan tetangga. Namun acara jalan berdua itu juga nggak bisa berlama2, karena kami sudah harus bersiap2 untuk mengikuti kegiatan berikutnya. Hari itu kami akan melaksanakan Ziarah Madinah. Ke Bukit Uhud,  dan berkeliling melewati Mesjid2 bersejarah seperti Mesjid Qiblatain dan Mesjid Khandaq. Lalu singgah ke Mesjid Quba dan mengunjungi kebun kurma tak jauh dari Mesjid Quba tsb.

Ziarah ke Bukit Uhud
Setelah semua berkumpul di lobby hotel, rombongan kami pun segera berangkat. Enam puluh orang dibagi dalam 2 bus besar. Masing2 bus dipandu oleh muthawif yang selalu memberikan informasi dan cerita2 sepanjang perjalanan. Tak sampai setengah jam, kamipun sampai di Bukit Uhud. Tibalah kami di lokasi dimana terjadi sebuah perang yang dahsyat 14 abad yang lalu. Perang Uhud, perang antara kaum kafir Quraisy dengan kaum Muslimin. 


Bukit Uhud

Pemimpin kaum Muslimin adalah Rasulullah sendiri sedangkan pemimpin kaum kafir Quraisy adalah Abu Sufyan. Pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000 orang sementara pasukan Muslim berjumlah  700 orang. Perang ini terjadi akibat aksi balas dendam kafir Quraisy karena kekalahan mereka pada Perang Badar setahun sebelumnya.

Perang ini banyak meninggalkan kesedihan. Sebanyak 70 orang muslimin syahid di bukit itu, termasuk paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib. Rasulullah sendiri terluka cukup parah. Dan dari perang itu, pasukan muslimin banyak memetik pelajaran. Bahwa mematuhi perintah pemimpin adalah jauh lebih penting dari sekedar harta rampasan perang. 

Ya, pasukan muslimin yang tadinya sudah menang dengan gemilang, tergiur dengan harta yang ditinggalkan musuh yg mundur. Mereka merasa sudah menang dan dengan gegabah mengambil harta2 itu sehingga mereka lengah, padahal Rasulullah sebagai pemimpin telah memperingatkan mereka. Ternyata musuh mencium kesempatan itu dan melakukan penyerangan balik. 

Pasukan muslim yang masih sibuk dengan harta rampasan tidak siap dengan serangan mendadak itu hingga akhirnya pasukan Quraisy berhasil merebut pos diatas bukit dan banyaklah pasukan muslimin yang gugur dan syahid di tempat itu. Walaupun akhirnya musuh memutuskan untuk mundur karena takut akan semangat kaum muslimin yang kembali berkobar, namun kesedihan yang mendalam sangat jelas dirasakan. Jasad para syuhada lalu dimakamkan di lokasi tsb.

Kami berkumpul melingkar di dekat bukit itu. Di tengah2 kami Pak Ary Ginanjar mengajak kami untuk mencoba merasakan seolah olah berada di tempat itu 1400 tahun lalu. Seolah2 kami mendengarkan derap langkah kaki kuda pasukan musuh yang bergemuruh datang mendekat, seolah2 dari kejauhan kami melihat pasukan musuh datang sehingga menyebabkan debu2 dan pasir berterbangan.. Rasakanlah betapa dahsyatnya rasa takut yang mengaliri dada kita.. rasakan degupnya seolah2 itu benar2 terjadi sekarang…

Sungguh itu tidak menyurutkan langkah pasukan muslimin untuk terus maju meski nyawa taruhannya. Demi membela agama Allah..mereka tak gentar.. meski kalah jumlah..meski peralatan pun tak memadai.. tapi mereka punya kekuatan yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Bayangkan apa jadinya kita jika pasukan ini gentar dan menyerah kalah kepada kaum musyrikin..? Islam tidak akan bisa berkembang dan menyebar ke dunia luar, dan nikmat iman dan islam bisa jadi tidak akan pernah kita rasakan saat ini..

Kami lalu berdoa dengan khusyu, semoga Allah mengganjar surga kepada para syuhada Perang Uhud ini, dan semoga kami juga bisa menjadikan kisah ini sebagai teladan. Teladan akan sebuah keberanian dan keikhlasan memperjuangkan agama.. aamiin allahumma aamiin..
photo from ESQ Tour


mendoakan para syuhada Perang Uhud (photo from ESQ Tour)




manten lawas di  area bukit Uhud

Selesai merenungi makna dan hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa Perang Uhud, kami lalu melanjutkan perjalanan ke Mesjid Quba. 

Ke Mesjid Quba
Mesjid ini adalah mesjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah dalam perjalanan beliau hijrah menuju Madinah. Desa Quba terletak 5 km dari Madinah. 
Mesjid Quba (photo from wikipedia.org)

Disinilah beliau singgah beberapa waktu dan mendirikan sebuah mesjid untuk pertama kalinya. Setelah Mesjid ini selesai didirikan, Rasulullah menjadi imam di mesjid itu selama 20 hari. Dan setelah meninggalkan Desa Quba dan menetap di Madinah, Rasulullah pun kerap datang ke Mesjid itu. Demikian pula para sahabat, setelah wafatnya Rasul, mereka juga sering ziarah ke Mesjid Quba.

"Ketika pembangunan Masjid ini selesai, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam mengimami shalat selama 20 hari. Semasa hidupnya, lelaki yang dijuluki Al-Amin ini selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan salat di sana."( HR. Bukhari no. 1117 , HR. Muslim no. 2478)

Mesjid Quba juga mempunyai keutamaan, yaitu barangsiapa yang sholat di mesjid ini, maka pahalanya seperti pahala orang yang melakukan umroh.

Menurut Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhum, ia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah”.( HR. Tirmizi no. 298. Ibnu Majah no. 1401) 

Alhamdulillah, bersyukur bisa menginjakkan kaki di mesjid bersejarah ini. Mesjid yang berwarna putih bersih ini terlihat sederhana, bersih, dan apik. Dari kejauhan, mesjid ini terlihat kontras sekali dengan warna langit yang biru tanpa awan. Indah..


foto dulu di mesjid Quba

white and blue..what a view..

Ke Perkebunan Kurma
Setelah sholat sunnah di mesjid ini, kami lalu beranjak ke perkebunan kurma yang berlokasi tak jauh dari Mesjid Quba. Di kebun kurma ini kita bisa melihat2 pohon kurma dan membeli berbagai macam jenis kurma dan oleh2 lainnya. Dari kurma ajwa yang mahal, sampai kurma yang harganya terjangkau ada di tempat ini. Ada juga berbagai jenis madu, coklat2, kacang2an dan cemilan lainnya. Karyawan disini kebanyakan orang Indonesia. Jadi enak kalo mau nanya2 gampang. 
perkebunan kurma di desa Quba

semua jenis kurma ada, bisa bayar pake duit apa aja

pilih2 kurma

Pembayarannya selain pakai riyal dan dollar, juga bisa pakai rupiah loh.. Puas berbelanja oleh2 disini, kami melanjutkan perjalanan lagi. Sebelum kembali ke hotel, kami diajak melewati mesjid2 bersejarah lainnya yang ada di Madinah, seperti Mesjid Qiblatain dan Mesjid Khandaq.Muthawif menceritakan tentang sejarah mesjid2 tersebut dari dalam bus.
Mesjid Qiblatain

Mesjid Khandaq
Malam Terakhir di Madinah dan Peristiwa Ibu yang Hilang
Malam itu adalah malam terakhir kami berbuka puasa dan sholat taraweh di mesjid Nabawi karena besok siangnya kami akan pergi meninggalkan Madinah menuju Jeddah dan pulang ke tanah air pada esok lusanya.

Karena ini adalah malam terakhir, maka kami berniat untuk kembali mengunjungi Raudhah setelah sholat taraweh. Tanpa muthawif, kami memberanikan diri datang ke raudhah. Kami lalu ikut mengantri dan berdekatan dengan serombongan jamaah asal Indonesia bersama muthawif mereka. 

Dari kejauhan aku ikut mencuri dengar tentang informasi2 yang disampaikan oleh sang muthawif. Garis besarnya sih sama dengan info yg disampaikan muthawif kami, tapi ada beberapa info lain juga yang belum aku ketahui yang mungkin belum sempat disampaikan oleh muthawif kami. Alhamdulillah bisa dapet info baru walopun dengan cara menguping..hihihi.

Kemudian tibalah giliran kami memasuki raudhoh. Walaupun hampir tengah malam begitu, raudhoh tetap dibanjiri oleh jamaah. Alhamdulillah aku sempat sholat sunnah 3 kali lagi, juga sempat banyak berdoa berdoa dan berdoa.. bahagia rasanya bisa mengunjungi raudhoh lagi di malam terakhir kami di kota suci itu.

Setelah itu kami langsung balik ke hotel, sesampainya di lobby hotel, entah kenapa kami belum capek dan mengantuk. Mbak Lyra tiba2 kepingin makan bakso.. hihi, berhari2 disuguhi makanan berbumbu tajam membuat kami jadi pingin makan yang seger2. Kebetulan di dekat hotel ada restoran Indonesia. Kami pun langsung meluncur ke restoran itu setelah mengantar bu Titin ke kamar. 

Hemmm, baksooo… sebenernya rasanya biasa2 aja tapi saat itu terasa nikmattt sekali. Puas menyantap bakso, kamipun berjalan pulang ke hotel sambil sesekali berhenti melihat2 toko oleh2 yang ternyata makin malam makin rame yang buka. Disaat sedang melihat2 itulah terjadi sebuah peristiwa...

Seorang bapak2 jamaah dari Indonesia menyapa kami dan bertanya apakah kami berasal dari Jawa. Kami menjawab kami dari Jakarta. Lalu beliau berkata bahwa beliau sedang bersama jamaah dari Jawa yang terpisah dari rombongan. Seorang ibu yang sudah berumur dan tidak bisa berbahasa Indonesia. 

Karena bapak itu berasal dari NTT, jadi beliau sama sekali tidak mengerti bahasa Jawa. Bapak itu mengatakan bahwa mereka sudah keliling2 sejak ba’da maghrib.. mencari2 barangkali bisa bertemu dengan rombongan sang ibu. Namun sampai lewat tengah malam tak ada hasilnya. Jadi bapak tersebut minta tolong ke kami untuk menggantikan beliau karena beliau sudah berjam2 menemani sang ibu dan tak mengerti juga bahasanya. Akhirnya ibu tsb kami bawa pulang ke hotel kami.

Nyampe hotel kami langsung menghubungi muthawif, dan langsung menuju resto hotel yang sudah buka untuk santap sahur. Saat itu sudah jam 2 dinihari. Kami samasekali belum istirahat sejak zuhur.. tapi herannya badan dan mata kami masih kuat2 saja. di restoran kami mempersilahkan sang ibu untuk makan karena kata bapak tadi sang ibu belum makan dari maghrib. 

Sambil makan, kami berusaha menginterogasi sang ibu.. dengan bahasa Jawa halus beliau bercerita kalau beliau berasal dari Wonosobo, terpisah dari rombongan saat sedang belanja oleh2 di sebuah toko. Saat sudah selesai belanja, sang ibu baru sadar kalau teman2nya sudah tak terlihat lagi. 

Ibu itu lalu berjalan menuju mesjid tapi sepertinya kok nggak sampai2.. setelah sampai beliau lalu mengelilingi mesjid itu sampai puluhan kali.. sampai sakit kakinya tapi tetap saja gak bertemu dengan teman2nya. Lalu tak disadari ternyata beliau juga kehilangan uang dan dompetnya. ID card juga entah kemana. Aah, kasihan sekali..

Namun kami menemukan kejanggalan2 pada sang ibu. Ibu tsb kerap bertanya tentang bus menuju Wonosobo karena beliau ingin pulang saja katanya. Kamipun berulang2 menjelaskan pd beliau bahwa sekarang kita sedang di Madinah, di Arab Saudi. Jadi gak mungkin bisa pulang ke Wonosobo naik bus, harus naik pesawat. Ibu memangnya kesini naik apa bu? Pesawat kan? Tanya kami. Beliau geleng2 kepala, bukan..saya naik bus..katanya. hmmm sepertinya beliau sudah agak pikun. Padahal belum terlalu sepuh.. 

Yang paling mengherankan adalah saat ibu tsb sedang melihat ke luar jendela, beliau seperti kaget ketakutan melihat seseorang di luar jendela. Beliau langsung berdiri  dan lari menjauh dari jendela. Saat kami tanya ada apa, beliau hanya komat kamit tak jelas.

Kami lalu menggeledah isi tas sang ibu. Kami menemukan sebuah buku catatan doa2, sebuah boarding pass pesawat dan buku tulis. Di buku tulis itu ada catatan alamat dan no telfon travel agentnya, ada juga no hp beberapa orang yang setelah kami hubungi semuanya tidak aktif. 

Tak lama muthawif kami datang dan langsung membawa ibu itu ke hotel tempat rombongan dari travel agent itu biasanya menginap. Duh, mudah2an sang ibu segera bertemu kembali dengan rombongannya. Kasihan, dengan kondisinya yang seperti itu, kebingungan, capek dan ketakutan..

Kabar terakhir dari muthawif kami, ternyata rombongan ibu itu telah berangkat ke Mekkah. Subhanallah, beratnya cobaan si ibu. Kami hanya berdoa dan berdoa, semoga sang ibu bisa bertemu lagi dengan rombongan, melaksanakan ibadah umroh dengan lancar, dan kembali ke tanah air dengan sehat selamat dan segera berkumpul dengan keluarga.. aamiin ya rabb..


Day 7 (Meninggalkan Madinah menuju Jeddah)

Setelah tidur sebentar di kamar, kami lalu sholat subuh di mesjid. Setelah itu barulah acara bebas. Kebanyakan rombongan kami hunting oleh2 di toko2 sekitar hotel. Aku dan suamiku juga menggunakan kesempatan itu untuk membeli oleh2. Setelah itu, balik lagi ke mesjid untuk sholat zuhur (yang dijamak dengan ashar) untuk terakhir kalinya disana, di mesjid nabawi yang sangat menenangkan jiwa raga itu. Setelah sholat, kami sempat membeli beberapa Al Qur’an untuk diwaqafkan di mesjid. Lalu kamipun balik ke hotel untuk beres2 koper dan berangkat menuju Jeddah.

Foto2 terakhir sebelum meninggalkan Madinah




pedagang di sekitar Mesjid Nabawi

toko2 di sekitar Mesjid Nabawi



Bus bergerak meninggalkan hotel sekitar pukul 2 siang. Di dalam bus, aku duduk dekat jendela agar aku bisa leluasa memandangi Mesjid Nabawi yang perlahan2 tampak jauh dan jauh. Air mataku jatuh berlinangan. Sedihnya hati ini harus meninggalkan tempat yang dapat membuat jiwa ini amat sangat tenang dan damai. Tak ada lagi tempat yang paling indah dan damai selain Mesjid Nabawi dan Masjidil Haram. 

Meninggalkannya membuat hati ini bagai diremas2, sediiih… Jika tak ingat kewajiban2 di rumah, pastilah aku enggan untuk pulang. Aku menangis sambil melantunkan shalawat dan berdoa. Yaa Allah, izinkan aku untuk datang lagi kesini.. Jangan jadikan ini yang terakhir bagiku. Sungguh aku masih ingin lagi dan lagi menikmati indahnya beribadah di tanah suci ini yaa Allah..

Bus melaju terus hingga Mesjid Nabawi tak tampak lagi oleh pandanganku, tertutupi oleh gedung2 lain. Muthawif terdengar mulai menyampaikan pengumuman. Perjalanan Madinah-Jeddah memakan waktu sekitar 5 jam. Berarti ada cukup banyak waktu untuk tidur, apalagi setelah peristiwa kemarin yang membuat kami agak lelah. Namun tetap saja mata ini tak mau terpejam. Untungnya muthawif membuka acara ngobrol2 di bus. Jamaah yang ingin berbagi pengalaman yang didapat selama perjalanan umroh ini dipersilahkan ke depan untuk bercerita. 

Para jamaah umroh ESQ angkatan 122 ini berasal dari berbagai macam profesi. Ada yang polisi, ada yang anggota DPR, dokter, pengusaha, pimpinan perusahaan sampai bupati. Ada yang berangkat sekeluarga: bapak ibu dan anak2, ada yang penganten baru, ada yang bersama kakak dan adik, ada yang berdua dengan ibunya yang sudah sangat sepuh dan juga yang suami istri. 

Bergantian beliau2 ini maju ke depan bercerita tentang pengalaman mereka. Subhanallah jadi bertambah ilmu dan wawasan. Ada pengalaman haru, lucu, menegangkan. Suasana di dalam bus jadi terasa asyik sekali. Aku akhirnya memberanikan diri untuk maju juga. Aku lalu menceritakan pengalaman, dan kesan kesanku selama perjalanan ini. Alhamdulillah, indahnya berbagi pengalaman…

Selesai acara berbagi pengalaman, jamaah dipersilahkan untuk beristirahat. Aku akhirnya bisa tertidur juga, walau tak terlalu lama tapi lumayan nyenyak. Bus akhirnya tiba di kota Jeddah. Kota ini terlihat lebih modern dibandingkan dengan Mekkah dan Madinah. Bangunan dan monumen2nya tampak lebih artistik. Jalanan juga jauh lebih rapi dan lebih hijau. Terlihat banyak mall dan gedung2 tempat belanja.
suasana kota Jeddah
salah satu gedung di Jeddah
jalan di pinggiran Laut Merah

Sampai di Hotel Red Sea, kami langsung menuju kamar untuk menanti waktu berbuka. Hotel Red Sea ini sudah tua sekali, terlihat dari fasilitas2nya yg sudah uzur. TV di kamar kami juga gak bisa nyala. Tapi karena kami malas untuk complain dan merasa tak butuh nonton tv maka kami cuek saja. yang penting tempat tidur nyaman, ac nyala dan kamar mandi bersih, sudah cukuplah itu.. View dari kamar kami lumayan bagus. Tampak Mesjid Qishas di pinggir danau dari kejauhan. Pada malam hari mesjid itu terlihat cantik sekali..
view dari jendela Hotel Red Sea Jeddah

Di bus tadi kami dibagikan jus mangga, roti dan kurma untuk takjil. Setelah berbuka dan sholat magrib, kami lalu mandi. Kemudian makan malam di restoran hotel. Seperti biasa, buffet komplit makanan arab semua..  kami lalu sholat isya dan taraweh di kamar, terus janjian dengan suami, ayah mertua, dan mas Harris untuk berjalan2 ke daerah Ballad yang terkenal dengan julukan pusat belanjanya.

Baru malam inilah kami punya kesempatan untuk berjalan2 beramai2. Sambil berjalan beriringan sepanjang jalan menuju Ballad, akupun mengamati sekeliling. Jalanan dan trotoar tampak kotor dan berdebu. Mobil2 yang parkir maupun yang seliweran di jalan juga terlihat kotor. Beginilah jika jarang hujan dan kesusahan air. Debu dimana2, air diprioritaskan untuk kebutuhan primer saja.. bersyukur sekali kita tinggal di negeri hijau royo2, air melimpah ruah. Hujan sering datang. Syukur Alhamdulillah..

 Kamipun tiba di Ballad. Toko2 berjejer di sepanjang jalan. Uniknya, nama toko2 itu berbahasa Indonesia seperti Toko Ali Murah, Toko Sultan Murah. Ada juga yang menulis “Wilujeng Sumping” di depan tokonya. Dan seperti di toko kurma di Madinah, karyawan tokonya pun orang2 Indonesia.. Dan bosnya orang arab yang fasih berbahasa Indonesia. Subhanallah dahsyatnya negaraku..

 Kamipun memasuki salah satu toko, yaitu Toko Ali Murah. Di dalam toko terdapat banyak sekali barang menarik yang bisa kita beli untuk koleksi sendiri maupun oleh2. Ada berbagai macam parfum, cokelat, kurma, kaos2, suvenir2 kecil, gamis, obat2an, kosmetik, permadani, dan banyaak lagi. service yang diberikan toko ali murah ini sungguh hebat.
di dalam toko Ali Murah

 Karyawannya ramah2 semua dan karena ayah mertuaku berbelanja lumayan banyak, kami mendapat banyak sekali diskon dan bonus. Kami diberi seplastik besar jus mangga, diberi minum teh tarik, diberi cemilan2 dan ayah diberi koper gratis.. hihi..

Kelar dari Ali Murah, kami lalu menuju restoran Indonesia yang tak jauh dari situ. Namanya restoran Garuda. Menunya macem2, ada sop buntut, nasi goreng, soto, mie ayam, nasi rames, rawon, pecel lele, semua ada. Restoran itu penuh sekali dan mayoritas pengunjungnya sepertinya tenaga kerja kita. Ramai sekali suasananya. Cita rasa makanannya lumayanlah. Setelah makan, kami lanjut berjalan2 melihat2 pertokoan. Setelah capek, kamipun balik ke hotel. Saat melihat jam, baru sadar ternyata saat itu sudah jam 2 pagi.

Day 8 (Pulang ke Tanah Air) 
Setelah tidur beberapa jam, kami lalu bangun sahur. Selesai sahur di resto hotel dan sholat subuh di kamar, kami lalu berbenah2 koper karena akan berangkat ke airport jam 1 siang. Kelar beres2, aku lanjut tidur lagi. capeeek sekali rasanya, dan oh oww…mulai terasa gejala batuk pilek..! tenggorokan gak enak, mata panas, hidung perih.. Alhamdulillah ya Allah, sakitnya baru sekarang ini.. coba kalo sakitnya pas di mekkah atau madinah..waah, bisa gak konsen ibadahnya..

Jam 1 kurang, kami ngumpul di lobby untuk bersiap berangkat menuju airport. Kamipun memanfaatkan waktu itu untuk berfoto2 mengabadikan kebersamaan. Seru sekali.. Puas berfoto2, kami lalu mengadakan acara singkat. Berdoa bersama dan penyerahan hadiah tanda terima kasih kami kepada para muthawif dan panitia yang telah melayani kami dan mengusahakan yang terbaik untuk kami selama ibadah umroh ini.


room mate

para muthawwif, ustadz dan panitia.. jazakumullah khairan katsira

 Suasana jadi penuh haru.. sedih menerima kenyataan sebentar lagi kami akan berpisah. Kebersamaan selama 8 hari ini terasa sangat berkesan dan membekas dengan indah. Ya Allaah, terima kasih telah memberikan kami saudara dan keluarga baru yang luar biasa baik dan ramah. Lindungi perjalanan pulang kami ini Yaa Rabb, dan semoga tali silaturahmi diantara kami tetap tersambung setelah pulang ke tanah air nanti.. aamiin..

Sebelum ke airport, kami singgah dulu ke Mesjid Terapung di Laut Merah. Pada saat air laut pasang, mesjid ini seakan2 mengapung diatas air. Indah sekali. Nama asli mesjid ini adalah mesjid Ar Rahman, dibangun oleh seorang janda kaya raya. Mesjid ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan sejarah Islam, namun sering dikunjungi oleh jamaah sebagai tempat singgah untuk sholat sebelum bertolak ke airport. Setelah sholat zuhur dijamak dengan ashar di mesjid ini, kami lalu segera berangkat lagi menuju airport.
di Mesjid Terapung

Di airport, Alhamdulillah gak ada bagasi yang excess. Padahal udah khawatir aja mengingat kemarin2 lumayan banyak belanja oleh2. Cek in lancar, imigrasi lancar, kami lalu menuju waiting lounge. Sempat dikerjain sama petugas2 bandara yang iseng dan sok galak. Beuh, hare genee masih ngerjain orang..
King Abdul Aziz terminal Haji


Bu Titin pose di airport

Alhamdulillah kami kedapetan pesawat 777 Garuda yang masih baruu. Subhanallah, pesawatnya nyaman banget. Ada personal screennya, banyak pilihan hiburannya. Yang di bisnis class kursinya malah bisa direbahin jadi kayak tempat tidur gitu. Tadinya aku dan suami dapet kursi yang terpisah aisle. Untungnya kursi di depan kosong jadi kami bisa pindah dan duduk sebelahan.

personal screen

Flying time dari Jeddah ke Jakarta sekitar 9 jam. Kami take off sore2 menjelang berbuka. Diperkirakan tiba di Jakarta pagi2 jam 7. Beberapa puluh menit setelah take off, pilot mengumumkan bahwa waktu berbuka puasa telah tiba. Kamipun berbuka puasa diatas pesawat. Walau bukan yang pertama untukku berbuka di atas pesawat, tapi pengalaman kali ini sungguh tak terlupakan. Terasa sekali kebersamaannya karena sebagian besar penumpang pesawat itu adalah para jamaah umroh.

Selesai makan, aku dan suami lalu menonton film. Aku memilih film The Croods, sementara suami memilih nonton Habibi dan Ainun. Namun belum sempat filmnya selesai, aku sudah tertidur pulas. Beberapa jam kemudian aku terbangun disaat pramugari datang menawarkan snack. Setelah itu gak bisa tidur lagi sampai waktunya sahur. Selesai sahur, kami sholat subuh berjamaah yang diimami oleh salah seorang penumpang. Bayangkan, sholat berjamaah di atas pesawat..! Pertama kali dalam hidupku.. subhanallah..indah sekali..

Beberapa jam kemudian akhirnya kamipun landing di Bandara Soekarno Hatta di tanah air tercinta. Bersyukuurrr sekali, penerbangan lancar dan mendarat dengan selamat. Aku tak sabar ingin cepat2 bertemu buah hatiku.

Proses imigrasi dan pengambilan bagasi berjalan lancar. Rombongan kami lalu berkumpul untuk melaksanakan acara perpisahan yang dipimpin oleh Pak Ary Ginanjar. Pak Ary banyak menyampaikan pesan dan nasehat, bahwa inilah perjuangan dan arena pergulatan hidup yang sesungguhnya. Apa yang telah kita laksanakan di tanah suci, hendaknya dipertahankan juga di tanah air dan dalam kehidupan sehari2. Semoga setelah melakukan ibadah umroh ini, kami semua dapat menjadi umat yang lebih baik lagi, lebih bertaqwa, lebih sabar dan lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya.. aamiin allahumma aamiin..

Selesai acara kami lalu saling bersalaman, berpelukan, dan memohon maaf satu sama lain. Ya Allah tak terasa kami sudah harus berpisah. Kembali kerumah dan kehidupan masing2. Semoga apa yang telah kami dapatkan dari perjalanan umroh ini dapat menjadikan kami manusia2 yang lebih baik, menjadikan kami hamba yang selalu membela agamaMU, menjadi manusia yang selalu ingat asal dan mengerti tujuan hidup. Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin..

Alhamdulillahirabbil’alamiin.. akhirnya aku tiba dirumah disambut oleh pelukan hangat anak2ku. Bahagia tak terkira.. Nikmat Tuhan yang mana lagi yang sanggup aku dustakan?



Comments

  1. Dear kakak salam kenal
    Aq seneng bgt baca semua part pengalaman kaka slma melaksanakan ibdh umroh.
    Cerita kaka indah, setiap detailny dgambarkan dg sempurna.
    Aq yg InsyaAllah aq brgkat, jd makin tdk sabar ingin sgra.
    Mhn doa nya agar dberi kelancaran :-)

    ReplyDelete
  2. Dear kakak, salam kenal.
    Aq seneng baca semua part pengalaman kk slma umroh. Smua dcrtakan dg detail, serasa aq uda brada d sana.hehe. InsyaAllah aq brgkat bln ni & dg baca crita kk, aq jd makin ga sabar.hhe. Doa kan smga lancar dsana. Terimakasih unt kisah nya kak :-) bermantfaat sekali..

    ReplyDelete
    Replies
    1. assalammualaikum mba Alinda.. waah senang sekali cerita ini bisa bermanfaat.. terima kasih sudah mampir. Semoga lancar umrohnya ya mba.. selamat menikmati indahnya tanah haram.. ^_^

      Delete
  3. Assalamu'alaikum, Alhamdulillah, membaca artikel di blog ini nambah ilmu dan memberi gambaran pengalamam umroh, jazakillahu khairan ya mbak, sangat bermanfaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alaikumussalam.. waiyyaak mba Indah.. alhamdulillah kalau tulisan ini bermanfaat. Terima kasih sudah mampir.. ^_^

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Liburan Keluarga di Ciater Camping Park ( Part 1)

Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga liburan bareng sepupu2. Udah lamaa direncanakan, tapi tau sendiri deeh gimana susahnya ngatur skejul. Jangankan liburan yang nginep, mau ketemuan aja jarang2 bisanya, padahal cuma 3 keluarga loh inii. Duh duuuh nasib orang Jakarta yaa.. Setelah silaturahim pas lebaran kemarin,  kamipun sepakat untuk merencanakan lagi liburannya dengan serius. Lalu kami membuat WA grup dan diskusi dilanjutkan di sana. Awalnya kami merencanakan liburan ke Teluk Kiluan di Lampung, pas lihat peta loh kok jauh. Trus ganti tujuan ke Ujung Kulon, eh masih berasa jauh juga. Ganti lagi ke Anyer, ah kayaknya kurang sreg. Pindah tujuan ke Garut, tapi kok ngga nemu tempat nginep yang sesuai kemauan kita.  Akhirnya setelah browsing2 lagi, ketemulah si Ciater Camping Park ini di blognya tesyaskinderen dan aku langsung jatuh hati.  Langsung deh aku lempar ke grup dan direspon baik oleh yang lain. Sebelum berubah pikiran lagi, cusss ketok palu deh.. Bismillah, kita campi

My Umroh Journey (Part 3)

Day 3, Pemaknaan Kota Mekkah-Berkunjung ke Peternakan Unta-Ambil Miqot di Hudaibiyah-Umroh yang kedua. Hari selanjutnya, kami dijadwalkan mengikuti pemaknaan kota Mekkah di suatu gedung pertemuan, kemudian mengunjungi peternakan unta dan mencicipi susu unta segar, serta mengambil miqot di mesjid Hudaibiyah yang tak jauh dari peternakan unta dan kemudian langsung menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umroh yang kedua. Menurut perkiraan, hari ini seharusnya adalah tanggal 1 Ramadhan. Namun ternyata semalam setelah menunggu2 pengumuman dari pemerintah Arab Saudi, 1 Ramadhan ternyata jatuh pada besok harinya. Padahal semalam setelah makan malam kita langsung ngacir ke mesjid bersiap2 hendak sholat taraweh. Pagi2 setelah sarapan, kami lalu berkumpul di lobby kemudian berangkat naik bus ke gedung pertemuan. berkumpul di lobby  Itulah pertama kali aku menyaksikan suasana kota Mekkah pada siang hari di luar area hotel dan Masjidil Haram. Disana sini masih banyak re

My Umroh Journey (Part 1)

Bismillahirrahmanirrahim.. Wah akhirnya ada kesempatan juga buat nulis pengalaman umroh kemarin. Sebenernya gak sibuk2 amat sih, cuma entah kenapa tiap akan mulai menulis, rasanya susaaaah banget menemukan kalimat2 yang sesuai. Segudang ide tulisan udah rebutan pingin keluar dari otak, tapi tiap mau mulai selalu ada perasaan takut..cemas.. Takut kalau2 cerita yang ingin disampaikan malah terkesan pamer dan riya. Cemas jika kalimat2 yang aku tulis ada yang malah menyinggung atau membuat yang membaca menjadi tak berkenan..  kalau sudah begitu, maka mood menulis buyar sudah.. suatu saat pas mood udah baik lagi dan mulai semangat nulis..eeeh krucils ku yang malah gak bisa diajak kompromi..  Hehe.. Alhamdulillah akhirnya sekarang ada waktu luang dan mood sedang bagus.. Oh iya pertama2 saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar2nya jika kalimat2 dalam cerita saya ini ada yang tidak berkenan di hati teman2. Sungguh saya tidak bermaksud apa2 selain ingin berbagi cerita d