Pagi2 selepas subuh, kami sudah berangkat dari rumah Yangti di Condong Catur, Sleman. Tentu saja untuk menghindari macet dan kepadatan luar biasa kalau berangkatnya lebih siang. Perjalanan menuju pantai2 cantik ini cukup seru. Membelah bukit dan melewati jalan yang masih berkabut tebal di pagi hari. Sekira 2 jam kemudian, tibalah kami di Pantai Indrayanti.
Di Gunung Kidul ini banyak banget pantai2 indah yang lokasinya berdekatan. Mulai Pantai Baron, Krakal, Kukup, Drini, Indrayanti, Pok Tunggal, Wedi Ombo, dan masih banyaaak lagi. Kami memilih Indrayanti karena selain cantik, pantainya bersih, fasilitas cukup lengkap, dan cukup kids friendly. Rencananya habis dari sini kami ingin ke Pantai Drini. Tapi karena saat pulang jalanan ditutup jadi satu arah karena macet, ke Drini nya batal deh.
Saat kami sampai, pantai sudah cukup ramai dan sedang dalam kondisi mulai pasang. Garis pantai jadi lebih dekat ke jalanan, ombaknya juga cukup kencang. Tapi jadi seru banget asal tetap memperhatikan keselamatan. Kami lalu menyewa tempat beralas tikar dan dinaungi payung pantai seharga 35 ribu per 2 jam.
Di Gunung Kidul ini banyak banget pantai2 indah yang lokasinya berdekatan. Mulai Pantai Baron, Krakal, Kukup, Drini, Indrayanti, Pok Tunggal, Wedi Ombo, dan masih banyaaak lagi. Kami memilih Indrayanti karena selain cantik, pantainya bersih, fasilitas cukup lengkap, dan cukup kids friendly. Rencananya habis dari sini kami ingin ke Pantai Drini. Tapi karena saat pulang jalanan ditutup jadi satu arah karena macet, ke Drini nya batal deh.
Saat kami sampai, pantai sudah cukup ramai dan sedang dalam kondisi mulai pasang. Garis pantai jadi lebih dekat ke jalanan, ombaknya juga cukup kencang. Tapi jadi seru banget asal tetap memperhatikan keselamatan. Kami lalu menyewa tempat beralas tikar dan dinaungi payung pantai seharga 35 ribu per 2 jam.
Anak2 bahagia banget main di sini. Mereka menjerit senang saat diterjang ombak, menggali pasir dengan semangat untuk mencari kepiting2 kecil, mengumpulkan batu2 dan rumput laut untuk makanan kelomang2, membuat istana pasir, menulis di pasir, sampai leyeh2 di pinggir pantai sambil memandangi lautan biru nan luas yang luar biasa indah.
Selesai mandi, kami lalu menuju Pantai Sumandeng untuk makan siang. Pantai Sumandeng itu terletak persis di sebelah Pantai Indrayanti. Cukup jalan sekira 200 meter saja. Sebenarnya di Indrayanti pun banyak tempat2 makan. Tapi karena kami sudah suka makan di Sumandeng, jadinya ya sudah ke sana saja. Sampai di tempat makannya (duh lupa namanya), kami lalu memesan ikan bakar, cumi goreng tepung, udang goreng, dan cah kangkung. Ternyata dikasih bonus tempe cabe ijo yang pedesnya nampool..! Makanannya alhamdulillah nikmatt, sambel kecapnya juara, plus lagi laper2nya banget pula. Masya Allah..
berjalan menuju warung makan di Pantai Sumandeng |
Di pinggir jalan kami melihat banyak penjual walang goreng alias belalang goreng. Karena penasaran, kamipun membeli satu. Setoples harganya 25 ribu. Kalau beli banyak bisa diskon kata penjualnya.
Di tengah jalan menuju Parangtritis, kami melihat plang penunjuk jalan ke Pantai Gesing. Saat bertanya berapa jarak dari situ ke Gesing pada penduduk setempat, ternyata cuma 7 kiloan lagi. Akhirnya kami memutuskan ke Gesing aja karena penasaran dengan pantainya.
Jalanan ke Gesing cukup berliku. Melewati dusun2 dan rumah2 warga. Tiba di sana, ternyata masuknya ngantri karena parkiran sudah penuh. Mobil2 baru bisa masuk jika ada mobil yang keluar. Setelah menunggu 15 menitan, kamipun bisa masuk. Ternyata selain Pantai Gesing, di sana ada juga Pantai Buron yang letaknya bersebelahan, hanya dipisahkan oleh bukit karang. Pantai Buron ini hanya bisa dipandang2 dari jauh saja karena pinggirannya hanya karang dan ombaknya pun besar.
Pantai Gesing ternyata tak terlalu luas. Diapit oleh dua bukit karang yang cantik, sehingga pemandangannya unik dan seru. Perahu2 nelayan yang sedang bersandar di pantai menambah asyik suasana di pantai ini. Kami sempat melihat2 nelayan yang baru pulang melaut dan menyortir hasil tangkapan mereka. Kita bisa membeli ikan2 segar itu dengan harga yang cukup murah.
Saat itu pantai sedang agak surut sehingga kita bisa eksplor sampai ke pinggiran karangnya. Anak2 seneng banget saat menemukan bulu babi di antara karang2, mereka memandanginya lama sekali. View dari pinggiran karang ini juga spektakuler. Kami cukup lama di sana saking asyiknya eksplor dan foto2. Jika bukan karena takut masuk angin, pasti kami tak beranjak dari sana sampai magrib.
Sayangnya kebersihan kurang terjaga di pantai ini. Sampah2 tampak berserakan di dekat perahu nelayan. Bahkan ada diapers bekas pakai teronggok tragis di antara pengunjung yang sedang duduk2 di pasir. So sad. Pantai secantik itu.. Aah..! Mudah2an pengelolanya bisa lebih memperhatikan masalah kebersihan ini deh. Kayak di Indrayanti tuh, pengelolanya aktif berkali2 mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dan alhamdulillah pengunjungnya juga pada kooperatif.
Pengunjung saat itu cukup ramai sehingga perlu kesabaran ekstra untuk mengambil foto keluarga yang oke. Ya sudahlah, namanya juga musim lebaran. Next time pingin ke sini lagi pas bukan musim liburan, pasti lebih yahudd suasananya.
Di Gesing kami cuma menikmati pemandangan dan foto2 saja. Singgah makan sebentar di warung yang viewnya kece berat. Menunya sih cuma mie instan dan mie ayam, cukuplah untuk mengganjal perut sebelum makan malam. Setelah kenyang, kami pun pulang. Alhamdulillah, alhamdulillah.. lain kali pingin nginep di sekitar Indrayanti biar bisa lebih puas lagi eksplor pantainya. Insya Allah.. aamiin..
Comments
Post a Comment