Skip to main content

Mudik Jogja 2018 : Pantai Indrayanti dan Pantai Gesing


Pagi2 selepas subuh, kami sudah berangkat dari rumah Yangti di Condong Catur, Sleman. Tentu saja untuk menghindari macet dan kepadatan luar biasa kalau berangkatnya lebih siang. Perjalanan menuju pantai2 cantik ini cukup seru. Membelah bukit dan melewati jalan yang masih berkabut tebal di pagi hari. Sekira 2 jam kemudian, tibalah kami di Pantai Indrayanti.

Di Gunung Kidul ini banyak banget pantai2 indah yang lokasinya berdekatan. Mulai Pantai Baron, Krakal, Kukup, Drini, Indrayanti, Pok Tunggal, Wedi Ombo, dan masih banyaaak lagi. Kami memilih Indrayanti karena selain cantik, pantainya bersih, fasilitas cukup lengkap, dan cukup kids friendly. Rencananya habis dari sini kami ingin ke Pantai Drini. Tapi karena saat pulang jalanan ditutup jadi satu arah karena macet, ke Drini nya batal deh.

Saat kami sampai, pantai sudah cukup ramai dan sedang dalam kondisi mulai pasang. Garis pantai jadi lebih dekat ke jalanan, ombaknya juga cukup kencang. Tapi jadi seru banget asal tetap memperhatikan keselamatan. Kami lalu menyewa tempat beralas tikar dan dinaungi payung pantai seharga 35 ribu per 2 jam.


Anak2 bahagia banget main di sini. Mereka menjerit senang saat diterjang ombak, menggali pasir dengan semangat untuk mencari kepiting2 kecil, mengumpulkan batu2 dan rumput laut untuk makanan kelomang2, membuat istana pasir, menulis di pasir, sampai leyeh2 di pinggir pantai sambil memandangi lautan biru nan luas yang luar biasa indah. 






Air laut semakin naik karena pasangnya semakin besar. Sebuah ombak yang cukup besar tiba2 menerjang sampai ke tikar kami, membasahi semua barang bawaan, menghanyutkan sendal2 dan kantong2 sampah yang kami kumpulkan di pinggir tikar. Semua pengunjung kaget, khususnya anak2 yang tak menyangka akan diterjang ombak sebesar itu. Sesaat kemudian kami tertawa2 kegelian menyadari konyolnya wajah kami saat kaget tadi. Kami lalu sibuk mencari sendal yang hanyut, alhamdulillah sendal2 kami bisa ditemukan. Beberapa pengunjung harus merelakan sendalnya hilang, ada yang cuma sebelah, ada yang hilang dua2nya. Setelah itu kami langsung beres2 barang bawaan dan bersiap untuk bilas dan mandi. Masya Allah pengalamannya seru banget. Bakal dikenang sampai kapanpun kayaknya ini.

Selesai mandi, kami lalu menuju Pantai Sumandeng untuk makan siang. Pantai Sumandeng itu terletak persis di sebelah Pantai Indrayanti. Cukup jalan sekira 200 meter saja. Sebenarnya di Indrayanti pun banyak tempat2 makan. Tapi karena kami sudah suka makan di Sumandeng, jadinya ya sudah ke sana saja. Sampai di tempat makannya (duh lupa namanya), kami lalu memesan ikan bakar, cumi goreng tepung, udang goreng, dan cah kangkung. Ternyata dikasih bonus tempe cabe ijo yang pedesnya nampool..! Makanannya alhamdulillah nikmatt, sambel kecapnya juara, plus lagi laper2nya banget pula. Masya Allah.. 

berjalan menuju warung makan di Pantai Sumandeng 


Setelah sholat, kamipun beranjak dari Indrayanti. Rencananya pingin ke pantai lain, tapi belum tahu pantai apa karena jalanan ditutup jadi satu arah sehingga susah untuk balik ke Drini, Krakal, Kukup dan Baron. Akhirnya sepakat mau sunsetan di Parangtritis aja.

Di pinggir jalan kami melihat banyak penjual walang goreng alias belalang goreng. Karena penasaran, kamipun membeli satu. Setoples harganya 25 ribu. Kalau beli banyak bisa diskon kata penjualnya. 



Di tengah jalan menuju Parangtritis, kami melihat plang penunjuk jalan ke Pantai Gesing. Saat bertanya berapa jarak dari situ ke Gesing pada penduduk setempat, ternyata cuma 7 kiloan lagi. Akhirnya kami memutuskan ke Gesing aja karena penasaran dengan pantainya. 

Jalanan ke Gesing cukup berliku. Melewati dusun2 dan rumah2 warga. Tiba di sana, ternyata masuknya ngantri karena parkiran sudah penuh. Mobil2 baru bisa masuk jika ada mobil yang keluar. Setelah menunggu 15 menitan, kamipun bisa masuk. Ternyata selain Pantai Gesing, di sana ada juga Pantai Buron yang letaknya bersebelahan, hanya dipisahkan oleh bukit karang. Pantai Buron ini hanya bisa dipandang2 dari jauh saja karena pinggirannya hanya karang dan ombaknya pun besar. 

Pantai Gesing ternyata tak terlalu luas. Diapit oleh dua bukit karang yang cantik, sehingga pemandangannya unik dan seru. Perahu2 nelayan yang sedang bersandar di pantai menambah asyik suasana di pantai ini. Kami sempat melihat2 nelayan yang baru pulang melaut dan menyortir hasil tangkapan mereka. Kita bisa membeli ikan2 segar itu dengan harga yang cukup murah. 












Saat itu pantai sedang agak surut sehingga kita bisa eksplor sampai ke pinggiran karangnya. Anak2 seneng banget saat menemukan bulu babi di antara karang2, mereka memandanginya lama sekali. View dari pinggiran karang ini juga spektakuler. Kami cukup lama di sana saking asyiknya eksplor dan foto2. Jika bukan karena takut masuk angin, pasti kami tak beranjak dari sana sampai magrib. 




Sayangnya kebersihan kurang terjaga di pantai ini. Sampah2 tampak berserakan di dekat perahu nelayan. Bahkan ada diapers bekas pakai teronggok tragis di antara pengunjung yang sedang duduk2 di pasir. So sad. Pantai secantik itu.. Aah..! Mudah2an pengelolanya bisa lebih memperhatikan masalah kebersihan ini deh. Kayak di Indrayanti tuh, pengelolanya aktif berkali2 mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dan alhamdulillah pengunjungnya juga pada kooperatif.

Pengunjung saat itu cukup ramai sehingga perlu kesabaran ekstra untuk mengambil foto keluarga yang oke. Ya sudahlah, namanya juga musim lebaran. Next time pingin ke sini lagi pas bukan musim liburan, pasti lebih yahudd suasananya.

Di Gesing kami cuma menikmati pemandangan dan foto2 saja. Singgah makan sebentar di warung yang viewnya kece berat. Menunya sih cuma mie instan dan mie ayam, cukuplah untuk mengganjal perut sebelum makan malam. Setelah kenyang, kami pun pulang. Alhamdulillah, alhamdulillah.. lain kali pingin nginep di sekitar Indrayanti biar bisa lebih puas lagi eksplor pantainya. Insya Allah.. aamiin..






Comments

Popular posts from this blog

Liburan Keluarga di Ciater Camping Park ( Part 1)

Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga liburan bareng sepupu2. Udah lamaa direncanakan, tapi tau sendiri deeh gimana susahnya ngatur skejul. Jangankan liburan yang nginep, mau ketemuan aja jarang2 bisanya, padahal cuma 3 keluarga loh inii. Duh duuuh nasib orang Jakarta yaa.. Setelah silaturahim pas lebaran kemarin,  kamipun sepakat untuk merencanakan lagi liburannya dengan serius. Lalu kami membuat WA grup dan diskusi dilanjutkan di sana. Awalnya kami merencanakan liburan ke Teluk Kiluan di Lampung, pas lihat peta loh kok jauh. Trus ganti tujuan ke Ujung Kulon, eh masih berasa jauh juga. Ganti lagi ke Anyer, ah kayaknya kurang sreg. Pindah tujuan ke Garut, tapi kok ngga nemu tempat nginep yang sesuai kemauan kita.  Akhirnya setelah browsing2 lagi, ketemulah si Ciater Camping Park ini di blognya tesyaskinderen dan aku langsung jatuh hati.  Langsung deh aku lempar ke grup dan direspon baik oleh yang lain. Sebelum berubah pikiran lagi, cusss ketok palu deh.. Bismillah, kita campi

My Umroh Journey (Part 3)

Day 3, Pemaknaan Kota Mekkah-Berkunjung ke Peternakan Unta-Ambil Miqot di Hudaibiyah-Umroh yang kedua. Hari selanjutnya, kami dijadwalkan mengikuti pemaknaan kota Mekkah di suatu gedung pertemuan, kemudian mengunjungi peternakan unta dan mencicipi susu unta segar, serta mengambil miqot di mesjid Hudaibiyah yang tak jauh dari peternakan unta dan kemudian langsung menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umroh yang kedua. Menurut perkiraan, hari ini seharusnya adalah tanggal 1 Ramadhan. Namun ternyata semalam setelah menunggu2 pengumuman dari pemerintah Arab Saudi, 1 Ramadhan ternyata jatuh pada besok harinya. Padahal semalam setelah makan malam kita langsung ngacir ke mesjid bersiap2 hendak sholat taraweh. Pagi2 setelah sarapan, kami lalu berkumpul di lobby kemudian berangkat naik bus ke gedung pertemuan. berkumpul di lobby  Itulah pertama kali aku menyaksikan suasana kota Mekkah pada siang hari di luar area hotel dan Masjidil Haram. Disana sini masih banyak re

My Umroh Journey (Part 1)

Bismillahirrahmanirrahim.. Wah akhirnya ada kesempatan juga buat nulis pengalaman umroh kemarin. Sebenernya gak sibuk2 amat sih, cuma entah kenapa tiap akan mulai menulis, rasanya susaaaah banget menemukan kalimat2 yang sesuai. Segudang ide tulisan udah rebutan pingin keluar dari otak, tapi tiap mau mulai selalu ada perasaan takut..cemas.. Takut kalau2 cerita yang ingin disampaikan malah terkesan pamer dan riya. Cemas jika kalimat2 yang aku tulis ada yang malah menyinggung atau membuat yang membaca menjadi tak berkenan..  kalau sudah begitu, maka mood menulis buyar sudah.. suatu saat pas mood udah baik lagi dan mulai semangat nulis..eeeh krucils ku yang malah gak bisa diajak kompromi..  Hehe.. Alhamdulillah akhirnya sekarang ada waktu luang dan mood sedang bagus.. Oh iya pertama2 saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar2nya jika kalimat2 dalam cerita saya ini ada yang tidak berkenan di hati teman2. Sungguh saya tidak bermaksud apa2 selain ingin berbagi cerita d